
“TERIMA KASIH TUHAN ATAS ANUGRAH-MU”
“Melayani bukan berarti sekadar bersibuk di sana-sini dan bukan pula sekadar memberi ini atau itu. Melayani adalah mengosongkan diri dan menempatkan kepentingan sendiri di bawah kepentingan Tuhan dan kepentingan orang lain. Ini sungguh bertolak belakang dengan jalan hidup yang lazim di mana orang justru mengutamakan kepentingan diri sendiri”, ..
DR Andar Ismail, dalam “Selamat Melayani”
“Life Must Go On”
Renungkanlah contoh berikut ini: Suatu kali Anda dan saya saling bertabrakan di jalan raya. Bagi saya, peristiwa itu tidak hanya menimbulkan luka parah, tetapi juga kenyataan yang pahit dan penyesalan. Saya mungkin akan berlarut-larut berpikir, “Kecelakaan itu mengubah segalanya. Sekarang saya cacat dan hidup saya menjadi susah.” Anda pun mengalami kemalangan yang sama. Anda terluka parah dan tubuh Anda jadi catat, tetapi Anda berpikir dan berkata, “Mungkinkah ini kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang baru, kesempatan untuk membuat kecacatan saya menjadi kesaksian bagi orang lain?”
Menjaga Relasi
Ketika sedang naik commuter line atau Kereta Rangkaian Listrik, banyak penumpang sibuk dengan telepon genggam masing-masing. Ada yang sedang memainkan permainan online, ada yang membaca berita, ada yang mendengarkan musik, dan ada juga yang membaca kitab suci dari telepon genggamnya. Semua sibuk dengan gawai (Ing. gadget) mereka sepanjang perjalanan di kereta.