Menunggu
Seluruh rakyat Indonesia menunggu tanggal 22 Mei 2019, yaitu pengumuman hasil Pemilihan Umum, khususnya Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Dalam menunggu tanggal itu, apa yang kita lihat dan rasakan? Ada banyak orang yang tidak sabar menunggu tanggal itu. Ada yang sudah panas dingin. Para calon legislatif masih panas dingin, apakah ia akan lolos ke gedung parlemen atau tidak? Dalam menunggu itu ada berbagai macam hal yang dilakukan. Ada yang tidak yakin masuk lalu mandi kembang, ada yang marah dan menyatakan penyelenggara pemilu curang, ada yang dag dig dug, ada yang menutup diri, ada yang berusaha meyakinkan diri, dan ada pula yang menyatakan menang atau sudah terpilih.
Siapakah yang mau menunggu? Sebagai orang di dunia yang semakin hari semakin cepat, kita terbiasa hidup dengan serba cepat bahkan terburu-buru. Karena itu menunggu dianggap sebagai hal yang menjengkelkan atau menjemukan.
Ada saja yang kita lakukan dalam masa kita menunggu. Tujuannya adalah untuk menghabiskan waktu sehingga tidak terasa waktu menunggu. Sebagai orang Kristen, dalam tradisi tahun gerejawi kita diajak untuk terus belajar menunggu. kita mempunyai masa Adven dan juga masa Pra Paskah. Artinya kita menunggu perayaan Natal dengan terus mempersiapkan diri kita sehingga kita mampu menghayati dan meresapi sukacita Natal. Demikian juga di masa Pra Paskah. kita juga belajar menunggu dengan tekun menghayati karya Kristus di dunia, khususnya dalam tugas pengutusan – Nya di dunia ini menjadi penebus dunia. Kita belajar bertekun seperti Yesus yang tekun menanggung segala derita demi keselamatan dunia ini.Kita pun sekarang di masa penantian. Masa-masa Paskah adalah masa sukacita karena karya kasih Kristus dalam kematian dan kebangkitan – Nya. Di masa ini, kita semua diajak untuk mensyukuri namun sekaligus menghayati kebangkitan Kristus adalah juga kebangkitan kita. Dia yang sudah bangkit dan menang dari maut, membangkitkan kita juga dalam hidup ini. Menjadikan kita orang yang mempunyai sukacita dalam hidup ini.
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. (1 Petrus 1 : 3 – 5)
Inilah yang patut kita hidupi dalam sepanjang hidup kita sebagai orang beriman. Iman yang menuntun kita dalam hidup selama di dunia ini. Dalam semuanya itu Petrus mengingatkan :
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.(1 Petrus 1 : 6 – 7)
Memang dalam menantikan mahkota kehidupan ketika kedatangan Tuhan, Petrus menyadari dan mengingatkan bahwa perjuangan orang beriman dalam mempertahankan iman percayanya bukanlah hal yang mudah, ada banyak pencobaan dalam hidup kita. namun, ingatlah berbagai pencobaan itu untuk memurnikan iman percaya kita kepada Tuhan.Karena itu, mari kita menunggu dengan penuh ketekunan dalam hidup kita.
AW (Cermin - Warta Jemaat, 19 Mei 2019)