Tiada yang Mustahil
Masih ingatkah Saudara dengan film “Mission Impossible”? Film yang berkisah tentang sebuah tim intelijen yang ditugaskan khusus untuk menyelesaikan hal-hal yang dianggap sulit untuk dilakukan bahkan boleh dikatakan mustahil. Namun toh, akhirnya tim ini dapat menunaikan tugas tersebut dengan baik, karena adanya kerja keras serta kerja sama tim, dan tentu saja didukung dengan rasa percaya diri dan optimisme. Hal yang serupa saya rasakan ketika menyaksikan film “Avengers: Endgame” yang rilis perdana beberapa hari yang lalu. Sebelumnya, sempat saya membayangkan bagaimana cara para superhero kelak mengalahkan seorang tokoh antagonis bernama Thanos -yang nyaris mustahil bisa dikalahkan-? Seraya membayangkan hal itu, saya teringat kisah tentang perjuangan seorang Daud yang bertubuh kecil dan masih ‘kemerah-kemerahan’ ketika berhadapan dengan Goliat, seorang pahlawan perang berbadan besar dan tinggi. Toh, Daud akhirnya bisa menang! Bagaimana bisa? Karena Daud berperang dengan mengandalkan kuasa dan pertolongan Tuhan (bdk. 1 Sam. 17:45-47). Bagi Daud, berlaku keyakinan “Nothing is impossible with God”.
“Bagi Tuhan tak ada yang mustahil; Bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin; Mujizat-Nya disediakan bagiku; Ku diangkat dan dipulihkan-Nya”. Itulah penggalan lirik sebuah lagu yang pernah dipopulerkan oleh Sari Simorangkir –seorang penyanyi yang sudah tidak asing lagi di blantika musik lagu rohani-. Memang Sari –demikian panggilan akrab penyanyi yang memiliki nama asli Basari Frida Mardani Simorangkir- acap kali menciptakan karya yang diangkat dari realita hidup yang dialaminya, termasuk lagu yang berjudul “Bagi Tuhan Tiada yang Mustahil” ini. Konon, lagu tersebut merupakan karya yang tercipta saat menemani sang ayah saat menjalani pengobatan dan perjuangan dalam melawan penyakit kanker usus yang dideritanya.
Yang menarik, lagu ini pula yang dilantunkan oleh Saudara Felix, salah seorang anak berkebutuhan khusus yang diteguhkan iman percayanya beberapa minggu yang lalu. Yang menjadi tidak atau luar biasa adalah karena bukan saja lagu ini sangat menyentuh hati dan meneguhkan iman setiap orang percaya, tetapi juga karena lagu ini dinyanyikan dengan sangat merdu dan ‘presisi’ oleh seorang katekisan yang memiliki kemampuan yang terbatas atau lebih tepat jika dikatakan ia memiliki kemampuan yang berbeda dengan kebanyakan orang. Tak ayal lagi, hampir semua jemaat yang hadir dan mendengar lantunan lagu tersebut dibuatnya terharu dan memberikan apresiasi kepada katekisan yang mempunyai nama lengkap Felix Elroi Daniel Tua Silalahi.
Setiap orang percaya dan beriman kepada Yesus Kristus, kita tentu mengamini dan mengimani pula bahwa dalam Tuhan tidak ada yang mustahil. Sebagaimana yang pernah dikatakan Tuhan kepada Abraham ketika bapa orang beriman ini tidak percaya kalau Tuhan mampu menyatakan mujizat-Nya memberi keturunan walaupun secara manusiawi usia Abraham dan isterinya saat itu sudah tidak ada harapan. Kata-Nya kepada Abraham: “Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN”? (Kej. 18:14). Bukankah dalam banyak –bahkan dalam semua- kenyataan hidup ini, kita mengakui dan juga mengalaminya? Ketika kita angkat tangan, di situlah Tuhan turun tangan untuk menyempurnakan apa yang telah kita kerjakan. Pernah saya bertanya kepada remaja, apa yang tidak mungkin bisa dilakukan Tuhan? Pertanyaan itu akhirnya saya jawab sendiri: ‘Yang tidak mungkin dilakukan Tuhan adalah: Tuhan berbuat dosa dan Tuhan menyangkal Diri dan kasih setia-Nya kepada manusia’ (bdk. 2 Tim. 2:13).
Berita Paskah sebenarnya juga berbicara tentang kemustahilan yang berubah menjadi keniscayaan. Paskah Kristus sejatinya memberi pengharapan, keberanian, dan perubahan bagi mereka yang percaya. Tomas yang ragu-ragu menjadi percaya. Petrus yang semula menyangkal kini menjadi murid yang berani bersaksi. Murid-murid yang awalnya putus asa dan patah hati berubah menjadi pribadi yang memiliki pengharapan dan bulat hati menjadi saksi-Nya bagi dunia ini. Ya, Paskah sesungguhnya bicara tentang kuasa Allah yang tak terbatas: mengubah dukacita menjadi sukacita, mengubah putus asa menjadi penuh asa, mengubah kematian menjadi kebangkitan, mengubah kebinasaan menjadi keselamatan. Selamat Paskah Saudaraku! Selamat mengalami dan merasakan kuasa kemenangan melalui kebangkitan-Nya.
©arsado (Cermin - Warta Jemaat, 28 April 2019)