“TERIMA KASIH TUHAN ATAS ANUGRAH-MU”
“Melayani bukan berarti sekadar bersibuk di sana-sini dan bukan pula sekadar memberi ini atau itu. Melayani adalah mengosongkan diri dan menempatkan kepentingan sendiri di bawah kepentingan Tuhan dan kepentingan orang lain. Ini sungguh bertolak belakang dengan jalan hidup yang lazim di mana orang justru mengutamakan kepentingan diri sendiri”, ..
DR Andar Ismail, dalam “Selamat Melayani”
Jiwa Kristus adalah melayani dan menghamba. Itulah juga jiwa kristiani para pengikut-Nya.Orang yang mau berjalan di belakang Yesus adalah orang yang rela melayani dan menghamba”.
– DR Andar Ismail, dalam “Selamat Melayani”
Seorang bapak berkisah : “Suatu hari sepulang kerja, saya menenteng tas berisi komputer. Untuk menutup pintu pagar, saya letakkan tas itu sebentar di teras. Anak saya yang saat itu berusia tiga tahun segera keluar hendak membantu menjinjing tas itu. Saya memuji niat baiknya, lalu mengangkat komputer tersebut bersamanya. Sebetulnya lebih baik jika saya mengangkatnya sendiri. Komputer saya akan sepenuhnya aman. Namun, itu berarti anak saya kehilangan kesempatan untuk menunjukkan kasihnya dengan berusaha “menolong saya”.
Kisah sederhana ini mungkin dapat sedikit mengilustrasikan situasi yang terjadi suatu hari di Danau Genesaret. Tuhan Yesus melaut bersama Simon Petrus dan mendapatkan ikan melimpah. Setelah itu, Dia memanggil Petrus menjadi murid-Nya. Jelas bukan kecakapan Petrus sebagai nelayan yang menghasilkan tangkapan berlimpah. Siang malam ia sudah berusaha tanpa hasil (Lukas 5:5). Mukjizat itu adalah bukti kemahakuasaan Yesus. Mengapa Yesus memanggil Petrus melayani bersama, sementara Dia sebenarnya dapat melakukannya sendiri? Bukankah Dia memang datang untuk melayani? Bukankah kerap kali para murid-Nya bukannya menolong, justru merepotkan-Nya? Sungguh kasih karunia semata jika Dia mengajak bahkan menggandeng Petrus dan kawan-kawannya sebagai rekan sekerja-Nya/sebagai mitra-Nya.
Puji Tuhan dan syukur pada-Nya hari Minggu 16 Juni 2019 para pelayan Tuhan (Badan Pelayanan) GKI Serpong telah dilantik untuk menjalani periode pelayanan 2019-2021.
Ketika kita dipercaya melayani Tuhan, ingatlah bahwa kepercayaan itu bukan karena kemampuan kita. Tuhan dapat melakukan semua hal tanpa melibatkan kita. Atau, memilih orang lain yang lebih baik dan pandai dibanding kita. Kesempatan melayani Kristus dimungkinkan semata-mata karena kebaikan Tuhan dan seperti lirik lagu “SEMUA KAR'NA ANUGRAH-NYA”
Bukan kar'na kebaikanmu bukan kar'na fasih lidahmu bukan kar'na kekayaanmu kau dipilih, kau dipanggil-Nya
Bukan kar'na kecakapanmu bukan kar'na baik rupamu bukan kar'na kelebihanmu kau dipanggil, kau dipakai-Nya
Bila engkau dapat itu karena-Nya bila engkau punya semua daripada-Nya
Semua karena anugrah-Nya dib'rikan kepada kita semua anugrah-Nya bagi kita bila engkau dipakai-Nya
Para sahabat sepelayanan mari melayani dengan penuh sukacita karena “KESEMPATAN MELAYANI ADALAH ANUGERAH bukan KARENA KEBAIKAN atau KECAKAPAN KITA”
Selamat melayani sebagai mitra yang terus berelasi dan bersahabat dengan – NYA (baca : Allah) dandengan – nya (baca : rekan sepelayanan) dalam menjalani.
mfnt (Cermin - Warta Jemaat, 23 Juni 2019)