
Saatnya Kembali …
Seminggu ini orang ramai-ramai menjalani libur lebaran. Ada yang ber-wisata ke luar kota, ada yang beristirahat di dalam kota, menikmati perbedaan suasana dibanding hari-hari biasa. Tentunya ada kesan yang menyertai masa tersebut.
Kini setelah melemaskan otot dan otak kita diajak kembali memasuki kerutinan yang biasa kita jalani. Hidup dikelilingi derunya debu dan bisingnya suara kendaraan. Bersabar di tengah kemacetan jalan dan pa-datnya manusia yang lalu lalang mengisi kesibukan sehari-hari. Penatnya tubuh dan stresnya kepala lagi-lagi harus kita alami.
Made In Heaven
Ada kecenderungan di masyarakat bahwa barang-barang buatan luar negeri selalu lebih bagus daripada barang-barang dalam negeri. Sehingga meskipun mahal, barang-barang luar negeri itu tetap laku. Kendati sulit memperolehnya, barang-barang impor tersebut tetap diburu karena dianggap bernilai dan berkualitas lebih baik dari dalam negeri. Apa benar demikian? Terlepas dari benar atau tidak, satu hal yang pasti bahwa semua barang ciptaan manusia pasti tidak akan bertahan seumur hidup, tidak akan awet selama-lamanya, tidak dapat dijamin 100 persen tidak akan pernah mengalami kegagalan, kerusakan, ataupun mengalami kecacatan. Selama barang itu buatan manusia maka dipastikan tidak akan pernah sempurna, dan kualitasnya harus terus-menerus diperbaiki dan diperbaharui.
Ku Bersyukur : “Waktu Anug’rah-NYA”
Pakailah waktu anug‟rah Tuhanmu, hidupmu singkat bagaikan kembang. Mana benda yang kekal di hidupmu? Hanyalah kasih tak akan lekang.
Refrein: Tiada yang baka di dalam dunia, s‟gala yang indahpun akan lenyap. Namun kasihmu demi Tuhan Yesus sungguh bernilai dan tinggal tetap.
Janganlah sia-siakan waktumu, hibur dan tolonglah yang berkeluh. Biarlah lampumu t‟rus bercahaya, muliakanlah Tuhan di hidupmu