Berlabuh Pada Kristus

NYANYIAN PEMBUKA

https://youtu.be/6MJVVGurcwU?si=DK9dnyc8uD2q9DIL

Hanya Dekat Allah Saja Aku Tenang

hanya dekat Allah saja aku tenang

daripadaNya lah keselamatanku

hanya Dia gunung batuku

hanya Dia kota bentengku

aku tidak akan goyah selama – lamanya

 

DOA PEMBUKA

Dipimpin oleh salah satu anggota keluarga

 

BACAAN ALKITAB   

Mazmur 62

Hosea 12: 2-14

Matius 19: 16-22

RENUNGAN

kita diajak untuk merenungkan sebuah pertanyaan, di manakah sebenarnya hati kita berlabuh? Dalam Injil Matius, kita berjumpa dengan seorang muda yang kaya yang datang dengan pertanyaan yang tepat, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Namun, Yesus melihat bahwa di balik pertanyaan yang saleh itu, terdapat sebuah hati yang terikat erat pada pelabuhan yang lain, yaitu kekayaannya. Ketika Yesus mengetuk pintu hatinya dengan undangan, “Juallah segala milikmu… kemudian ikutlah Aku,” sang pemuda itu pergi dengan sedih. Ia menginginkan hidup kekal sebagai sebuah tambahan, tanpa harus melepaskan tuhan sejatinya, yaitu harta yang menjadi sandaran dan identitasnya. Ia ingin memiliki dua pelabuhan. Namun, Yesus menawarkan satu saja yang sanggup menahan badai kehidupan, yaitu Dia sendiri.

Kisah pemuda kaya ini bukanlah cerita yang terisolasi. Nabi Hosea menggemakannya dalam skala yang lebih besar, yakni sebuah bangsa. Tuhan melalui Hosea menegur Israel, keturunan Yakub yang dahulu bergumul dalam ketergantungan penuh pada Allah. Namun, setelah menjadi makmur, mereka berkata, “Semakin kayaku, semakin banyak dosaku.” Mereka telah berpaling. Kesuksesan dan kekayaan mereka telah membuat mereka lupa diri, mengandalkan kekuatan sendiri, politik kotor, dan persekutuan yang curang. Hati bangsa itu telah berlabuh pada berkat, dan bukannya pada Pemberi Berkat itu sendiri. Mereka, seperti pemuda kaya itu, telah mengganti kemuliaan yang tidak fana dengan yang fana, meninggalkan kesetiaan mereka yang pertama.

Lalu, di tengah kebingungan antara keinginan rohani dan ketergantungan duniawi, Mazmur 62 hadir bagai es kelapa muda yang menyejukkan. Daud, seorang yang juga kaya dan berkuasa, berseru dengan keyakinan yang bulat, “Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku, keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.” Kata kuncinya adalah “hanya.” Daud tidak berkata “terutama” atau “sebagian,” tetapi “hanya.” Dia dengan tegas menolak untuk meletakkan harapannya pada kekayaan atau manusia, yang semuanya digambarkannya sebagai embusan nafas dan tipu daya. Dalam ketenangan imannya, Daud menemukan jawaban atas kegelisahan pemuda kaya dan dosa bangsa Israel: bahwa ketenangan sejati hanya ditemukan ketika jiwa kita berlabuh secara eksklusif pada Sang Gunung Batu yang tidak tergoyahkan.

Oleh karena itu, firman Tuhan hari ini adalah undangan yang lembut namun tegas untuk melakukan pemeriksaan batin. Apakah kita, seperti pemuda itu, hidup dalam ketegangan antara mengikut Yesus dan melekat pada harta kita? Apakah kita, seperti Israel, perlahan-lahan menjadikan kesuksesan dan keamanan kita sebagai berhala, sambil melupakan kasih karunia Tuhan yang adalah sumber segala sesuatu? Mari kita menanggapi undangan kasih ini untuk memutuskan tali yang mengikat hati kita pada pelabuhan-pelabuhan semu yang rapuh, dan membiarkan seluruh hidup kita berlabuh hanya pada Kristus, Sang Gunung Batu Kekal. Hanya dekat Dia, jiwa kita menemukan ketenangan yang sesungguhnya, keselamatan yang kekal, dan hidup yang berkelimpahan. Amin. @vals.13

DOA SYAFAAT

Dipimpin oleh anggota keluarga atau dapat dibagi pada masing-masing anggota keluarga

  • Kehidupan pribadi agar tetap berpusat pada Kristus
  • Kehidupan keluarga agar terus dapat saling menguatkan
  • Kesehatan fisik, mental dan spiritual orang-orang terkasih
  • Perdamaian dan keadilan di dunia

NYANYIAN PENUTUP

https://youtu.be/xwnBvaqC8DM?si=INsJ8insSBn1W1uQ

Satu-Satunya Yang ku Andalkan

Engkau Tuhan yang setia
Waktu-Mu s’lalu yang terbaik
Engkau Tuhan sandaranku
Dan ku hanya kan berharap pada-Mu

Satu-satunya yang kuandalkan
Satu-satunya yang kupercaya
Engkau sumber kekuatan
Sumber pengharapan, sumber kedamaian

Satu-satunya yang kuandalkan
Satu-satunya yang kupercaya
Engkau Tuhan memberkati
Tuhan penyembuhku, Tuhan pemulihku

Komentar Anda

Your Email address will not be published.