Tangan Melayani, Hati Menyimpang

NYANYIAN PEMBUKA
KJ 413: 1 “TUHAN PIMPIN ANAKMU”
 
Tuhan, pimpin anakMu,
agar tidak tersesat.
Akan jauhlah seteru,
bila Kau tetap dekat.
 
Refrein:
Tuhan, pimpin!
Arus hidup menderas;
agar jangan ‘ku sesat,
pegang tanganku erat.

 

DOA PEMBUKA

BACAAN ALKITAB      

2 RAJA-RAJA 5:20-27

 

RENUNGAN

Sebuah sungai yang permukaan tenang mengalir ke hilir, namun arus di dalamnya bisa menyimpang ke arah lain. Demikian juga bisa terjadi pada hidup kita. Di lihat dari tampilan luar, tangan sibuk bekerja dan melayani, namun di dalam hati bisa saja mengalir ke tujuan yang sangat berbeda. Ada godaan untuk mengambil keuntungan dengan serakah, korupsi, manipulasi, dll.

Seperti Gehazi. Siapa dia? Ia adalah pelayan dari nabi Elisa. Sebenarnya Gehazi adalah seorang yang tidak melakukan kejahatan dan tidak menyembah berhala. Ia melihat bagaimana Namaan sembuh dari sakit kusta. Namun dari peristiwa besar itu, Gehazi jatuh dalam dosa yang kelihatannya sederhana: mendapatkan sesuatu dari orang yang disembuhkan.

Gehazi mengejar Naaman, menyusun kebohongan dan mengambil hadiah yang sebelumnya ditolak oleh Elisa. Gehazi berpikir “Apa salahnya sedikit imbalan?” tapi di mata Tuhan keserakahan dan kebohongan bukanlah hal kecil. Dosa tidak diukur seberapa besar nilai uangnya, tapi dari seberapa jauh hati manusia berbelok dari kebenaran. Lalu Elisa mengatakan “Bukankah hatiku ikut pergi, ketika orang itu turun dari atas keretanya mendapatkan engkau? Maka sekarang, engkau telah menerima perak dan dengan itu dapat memperoleh kebun-kebun, kebun zaitun, kebun anggur, kambing domba, lembu sapi, budak laki-laki dan budak perempuan, tetapi penyakit kusta Naaman akan melekat kepadamu dan kepada anak cucumu untuk selama-lamanya.” Hal ini menunjukkan bahwa Allah melihat hal yang tersembunyi. Gehazi bisa menipu manusia, namun tidak bisa menipu Tuhan. Akibatnya fatal.

Kisah Gehazi menjadi pengingat bagi kita yang melayani dalam sektor apapun. Mari berefleksi:

  • Apakah saya melihat jabatan dan akses sebagai “kesempatan untuk melayani” atau “peluang untuk menguntungkan diri sendiri”?
  • Di mana saya menarik garis tegas antara terima kasih yang wajar dan suap/ gratifikasi yang melanggar hukum dan integritas?
  • Apakah saya masih memiliki rasa takut akan Tuhan serta tanggung jawab atau lebih memilih menyimpang?

Mari menjaga hati untuk tetap mengarah pada kebenaran Tuhan. Setiap karya pelayanan harus lahir dari integritas dan ketulusan hati. Karena semua adalah kepercayaan dari Tuhan. Amin.  

 

DOA SYAFAAT

  • Bersyukur keluarga yang Tuhan percayakan.
  • Setiap keluarga dapat menjalankan peran dan tanggung jawab dengan baik.
  • Gereja yang membantu masyarakat dengan berbagai program pembedayaan masyarakat.

 

NYANYIAN PENUTUP
NKB 130 – HIDUP YANG JUJUR
Syair: Living for Jesus; T.O. Chisholm,
Terjemahan: E. L. Pohan (bait 1); Yamuger (bait 2-4),
Lagu: C. Harold Lowden,
Hak Cipta: Rodeheaver Co.
 
Hidup yang jujur hendak ‘ku serah
pada Yesusku yang aku sembah.
Persekutuan mesra dan kudus,
ingin ‘ku ikat dengan Penebus.
Refrein:
Ya Yesus, ‘Kau kurbankan darahMu bagiku;
‘ku b’ri masa depanku dan hidup bagiMu.
Hatiku ‘ku serahkan menjadi takhtaMu.
Kuminta, kuasailah… seluruh hidupku.
 
Bagiku Yesus memb’ri nyawaNya
menanggung dosaku di Golgota.
Terdorong kasih begitu mulia,
seluruh hidup ‘ku b’ri padaNya. Refrein:
 
Di mana-mana, setiap kerja
‘kan ‘ku lakukan demi namaNya.
Rela menanggung sengsara pedih,
‘ku ikut Yesus, ‘ku pikul salib. Refrein:

Komentar Anda

Your Email address will not be published.

Arsip Tata Ibadah Harian Keluarga