Sikap Kristen Ditunjukkan Lewat Kedewasaan Berpikir dan Rasa

Saat teduh

Umat berdiam diri sekitar 30 detik, merenungkan segala bentuk kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya

Nyanyian Umat          

KJ 293 – Puji Yesus

 

Puji Yesus! Pujilah Juruselamat!
Langit, bumi, maklumkan kasih-Nya!
Haleluya! Nyanyilah, para malaikat:
kuasa, hormat b’rilah kepada-Nya.
Selamanya Yesus Gembala kita,
siang malam kita didukung-Nya.
Puji Dia! B’ritakan keagungan-Nya!
Puji Dia! Mari bernyanyilah!

 

Puji Yesus! Pujilah Juruselamat!
Pada salib dosa dihapus-Nya.
Gunung Batu dan Pengharapan Abadi
dinyatakan di Bukit Golgota.
Haleluya! Hilanglah dukacita
oleh kuasa kasih setia-Nya.
Puji Dia! B’ritakan keagungan-Nya!
Puji Dia! Mari bernyanyilah!

 

 

Bacaan I: 1 Samuel 25.36–42

Pesan yang penting dalam perikop ini

Kisah tentang sikap-sikap yang diperlihatkan manusia di dalam hidup ini, dengan tokoh Nabal dan Abigail yang kontras dan dampaknya juga terlihat.

 

Nabal mewakili sikap yang negatif, penuh dengan pertimbangan yang tidak matang. Perilakunya slebor dan sembrono, hanya dilandaskan pada kesenangan sesaat. Mabuk, pesta, dan bersenang-senang, tanpa memperhitungkan apa yang akan terjadi ke depannya. Sombong dan takabur, hanya mengandalkan kemampuan sendiri. Efeknya adalah hancur berantakan dan meninggal.

 

Abigail menunjukkan sikap yang positif, berbekalkan kebijaksanaan. Dengan berdiam diri dan tahu kapan waktu yang tepat untuk bicara, dia mengatasi kerusakan yang dibuat oleh Nabal. Kerendahan hatinya juga mendatangkan kebaikan.

 

 

Doa Pembuka

Dipimpin seorang anggota keluarga

 

Mazmur 57

Bacalah bagian ini dengan beberapa cara

  1. Seorang membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan
  2. Seorang membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang mengarah ke kanan
  3. Kaum laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan membaca yang mengarah ke kanan

 

Bacaan II: Lukas 22.39-46

Pesan melalui perikop 

 

Pengalaman Yesus menghadapi peristiwa besar sungguh membuktikan bahwa Ia seorang yang teguh terhadap prinsip-Nya. Betapapun berat tantangan yang membentang di depan, Yesus tidak goyah.

Hal ini dibuktikan-Nya dengan tetap menjalani karya salib, ketika perasaan-Nya takut.

Belajar dari Yesus, mari kita merefleksikannya melalui 3 sisi hidup kita, yakni sisi nalar (kognitif), sisi rasa (afektif), serta sikap atau tindakan (motoris).

Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:

  • Kadang kita diperhadapkan pada situasi di mana kita beranggapan bahwa kita sanggup mengatasi hadangan di depan kita, namun kenyataannya hal itu sungguh berat. Apa yang kita katakan tentang hal ini?
  • Pernahkah kita mau melakukan sesuatu, namun karena ternyata pekerjaannya melampaui kemampuan kita, akhirnya kita mengundurkan diri?

 

Selain itu, kita juga diajak mengembangkan perasaan berikut:

  • Bagaimana kita menghadapi rasa takut kita? Apa yang kita katakan atau lakukan ketika takut?
  • Jika ketakutan itu sangat besar, akankah itu membuat kita membatalkan rencana kita melakukan sesuatu?

 

 

Kedua sisi itu tentu akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis. Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:

  • Dalam hidup, ada hal-hal yang bisa membuat kita gentar karena merasa takut terhadap apa yang akan dihadapi. Namun seperti Yesus, kita diajak tetap meyakini (dan mengimani) kehadiran Tuhan bersama kita, sehingga tetap bisa menyelesaikan ”misi” yang harus kita selesaikan. Setuju?

 

Doa Bersama

Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa:

  • Kegiatan bulan keluarga di akhir pekan ini, supaya bisa diikuti sebanyak mungkin umat dan mereka memperoleh manfaat dari apa yang didengarkannya
  • Keberanian menyikapi situasi-situasi yang ”menyeramkan”, yang tetap perlu dihadapi dengan sikap iman, bukan dengan mundur dan mengorbankan nilai kebenaran yang diajarkan Kristus

 

Nyanyian Umat

NKB 207 – Taat, Setia, Bertekad yang Bulat

 

Taat, setia, bertekad yang bulat,
itulah janji Tuhan padamu.
Di bawah panji yang mulia berdaulat,
kami ‘kan angkat perang bagimu.

Angkat semboyan, jangan diamkan!
Tiup serunai dan maju terus!
Angkat semboyan, jangan diamkan!
Kristuslah Raja serta Penebus!

 

Taat, setia, teguh bersekutu
dengan Engkau, ya Pemimpin besar.
Kar’na penuh kasih sayang pada-Mu
kami sedikit pun tidak gentar.

 

Komentar Anda

Your Email address will not be published.