Secukupnya, Seperlunya

DOA PEMBUKA

 

BACAAN ALKITAB    Kisah Para Rasul 1: 12-17, 21-26

 

RENUNGAN

Tentu Anda menyadari bahwa ada dua versi Doa Bapa Kami dalam Alkitab kita. Apa yang dicatat dalam injil Matius dan injil Lukas ternyata punya perbedaan yang cukup signifikan. Bagian yang menonjol adalah ketika bicara soal makanan. Dalam injil Matius, yang biasanya kita hafalkan, mengatakan: “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. (Mat. 6: 11)” Sementara itu, injil Lukas mencatat: “Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya. (Luk. 11: 3)”

‘Hari ini’ dan ‘setiap hari’ menunjukkan frekuensi yang berbeda. Injil Matius seakan mengajak umat untuk berdoa setiap hari dengan mengucapkan doa ini, karena yang dibutuhkan hanya untuk hari ini. Injil Lukas justru mengajak umat berdoa mewakili hari-hari yang lain dalam pemenuhan kebutuhan untuk makan. Beda frekuensinya, tapi takarannya sama: secukupnya.

Kata secukupnya tentu tidak memiliki ukuran yang jelas. Kecukupan bagi tiap hal tentu berbeda. Namun, kunci dari rasa cukup adalah pengendalian dan pengenalan diri.

Dalam bacaan kita hari ini, kita mendapati bahwa setelah kematian Yudas Iskariot, para murid merasa perlu menambahkan seorang lagi dalam kawanan mereka. Hilang satu, maka perlu dicarikan penggantinya sejumlah satu juga. Keadaan ini dianggap perlu oleh Petrus, dan kandidatnya haruslah orang yang memiliki kriteria, “… yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya. (ay. 21-22)”

Dari dua nama yang diusulkan, yang dicari tetap hanya 1 orang. Padahal, bisa saja mereka memutuskan untuk memilih keduanya karena berbagai pertimbangan. Namun, mereka hanya butuh satu orang saja dan itu sudah cukup.

Kesadaran akan kebutuhan dan merasa cukup seringkali tidak berjalan sejajar. Di masa sekarang, cukup itu hampir selalu terasa kurang. Kebutuhan dan keinginan tidak mudah dibedakan. Tidak jarang orang menjadi serakah, mengaku kurang padahal lebih dari cukup dan akhirnya mubazir.

Belajar dari apa yang dilakukan para murid Yesus, mereka mencukupkan diri dengan 1 orang yang menggantikan Yudas. Cukup karena ada kriteria dan peran yang jelas, bukan karena perasaan atau kemauan pribadi. Cukup karena tahu apa yang tepat. Cukup karena sadar akan keperluan yang harus dipenuhi.

Beberapa waktu terakhir ini, kita disuguhkan dengan keadaan alam dan manusia yang jadi korban atas keserakahan oknum. Marilah kita bertobat dari kecenderungan untuk mengambil lebih. Cukupkanlah diri kita dengan apa yang perlu. Ingatlah bahwa Yesus juga mengingatkan untuk menyadari arti kata cukup melalui doa yang Dia ajarkan.

Sadar diri, kendalikan diri. Secukupnya, seperlunya.

DOA SYAFAAT DAN PENUTUP

  • Tersedia lapangan pekerjaan yang sesuai zaman.
  • Kondisi korban banjir bandang di berbagai wilayah Sumatera agar bisa ditolong segera.
  • Kondisi Indonesia dan sekitar tempat tinggal kita agar senantiasa ada dalam damai sejahtera Tuhan, terutama tentang alam yang harus diperhatikan bersama.
 
 
NYANYIAN PENUTUP
KJ 260    DALAM DUNIA PENUH KERUSUHAN
Dalam dunia penuh kerusuhan, di tengah kemelut permusuhan datanglah KerajaanMu; di Gereja yang harus bersatu, agar nyata manusia baru, datanglah KerajaanMu!     
Refrein:     Datanglah, datanglah,     datanglah, KerajaanMu! Memerangi gelap kemiskinan, menyinarkan terang keadilan datanglah KerajaanMu; di lautan, di gunung, di ladang dan di bandar, di pasar, di jalan datanglah KerajaanMu!
(Ref) Dalam hati dan mulut dan tangan dengan kasih, dengan kebenaran datanglah KerajaanMu; kar’na Kaulah empunya semua, demi Kristus umatMu berdoa: datanglah KerajaanMu! (Ref)
 

Komentar Anda

Your Email address will not be published.

Arsip Tata Ibadah Harian Keluarga