Pertolongan dan Perlindungan yang Sejati

NYANYIAN PEMBUKA

Tuhan Selalu Menolongku

Musim akan selalu berganti

Kasih Tuhan tetap abadi

Tak akan berubah sampai selamanya

‘Ku tetap percaya

 

‘Ku yakin Tuhan memberkati

‘Ku yakin Tuhan melindungi

Burung diudara Tuhan pelihara

Karena kasihNya

 

Tuhan selalu menolongku

Selalu menjagaku

Sehelai dirambutku

Tak akan terjatuh

tanpa seijinMu

 

Tuhan selalu menolongku

selalu menjagaku

Dia mengenyangkanku

Dan peliharaku

Seumur hidupku

 

DOA PEMBUKA

Dipimpin oleh salah satu anggota keluarga

 

BACAAN ALKITAB   

Mazmur 46

2 Tawarikh 18:12-22

Ibrani 9:23-28

 

RENUNGAN

Dalam kehidupan yang penuh ketidakpastian ini, kita sering mencari sandaran yang kokoh. Mazmur 46 mengingatkan kita bahwa “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.” Ini adalah janji yang melegakan, bahwa di tengah goncangan hidup, ada tempat yang aman. Namun, kenyataannya, kita sering bersikap seperti Raja Ahab dalam bacaan 2 Tawarikh 18. Hati kita sudah memiliki keinginan sendiri, dan kita hanya mencari “nabi-nabi” yang akan membenarkan keputusan kita, meski itu salah. Kita lebih memilih mendengar kebenaran yang nyaman daripada kebenaran yang sebenarnya. Seperti Ahab yang mendengarkan nabi-nabi palsu dan mengabaikan nubuat Mikhaya yang menyakitkan, kita pun sering menutup telinga ketika Tuhan berbicara melalui firman-Nya atau saudara seiman yang menegur, hanya karena hal itu bertentangan dengan keinginan pribadi kita.

Kisah Ahab ini menjadi cermin yang jujur bagi kita. Dia diberi kebenaran, tetapi karena kebenaran itu tidak sesuai dengan ambisinya, dia menolaknya dan akhirnya binasa. Ini menunjukkan betapa berbahayanya hati yang keras dan telinga yang selektif terhadap suara Tuhan. Kita merasa telah berlindung pada Tuhan, seperti dalam Mazmur 46, tetapi tindakan kita membuktikan bahwa kita lebih mempercayai ramalan-ramalan “palsu” kita sendiri—seperti ketenangan dari harta, karier, atau hubungan yang kita pertuhankan. Kita mencari perlindungan di tempat yang salah.

Lalu, di manakah harapan kita? Ibrani 9:23-28 memberikan titik terang. Semua ritual dan korban dalam Perjanjian Lama hanyalah bayangan. Kristus datang bukan untuk mempersembahkan korban binatang atau membersihkan tempat kudus buatan tangan, tetapi untuk mempersembahkan diri-Nya sendiri sekali dan untuk selamanya. Kematian-Nya adalah solusi final atas dosa. Jika kita, seperti Ahab, terus-menerus mengandalkan diri sendiri dan menolak kebenaran, itu sama saja dengan menganggap remeh pengorbanan Kristus yang mahal itu. Kita berperilaku seolah-olah dosa kita bisa diatasi dengan usaha sendiri, padahal hanya darah Kristus yang sanggup menyucikannya.

Ketiga bacaan ini saling berkait. Mazmur 46 menawarkan perlindungan sejati. Kisah Ahab dalam 2 Tawarikh 18 menunjukkan akibat memilih perlindungan palsu dan menolak kebenaran. Ibrani 9 menegaskan bahwa perlindungan sejati itu hanya mungkin karena Kristus telah mati sekali untuk mengatasi akar masalahnya, yaitu dosa kita. Karena itu, renungan bagi kita hari ini adalah: Di tengah badai kehidupan, apakah kita benar-benar berlindung pada Tuhan yang adalah benteng yang kokoh, atau kita justru sibuk membangun benteng kita sendiri yang rapuh? Apakah kita datang kepada Kristus, percaya bahwa korban-Nya yang sekali itu sudah cukup, sehingga kita tidak perlu lagi lari kepada “nabi-nabi palsu” seperti pengakuan diri kita, harta, atau pujian orang lain? Mari berhenti bersandar pada yang sementara, dan berlabuhlah pada Kristus, satu-satunya perlindungan abadi yang tidak akan pernah goyah. Hanya dalam Dialah kita menemukan ketenangan sejati, sekalipun dunia di sekitar kita bergoncang. @vals.13

 

DOA SYAFAAT

Dipimpin oleh anggota keluarga atau dapat dibagi pada masing-masing anggota keluarga

  • Kehidupan pribadi agar tetap berpusat pada Kristus
  • Kehidupan keluarga agar terus dapat saling menguatkan
  • Kesehatan fisik, mental dan spiritual orang-orang terkasih
  • Perdamaian dan keadilan di dunia

 

NYANYIAN PENUTUP

KJ 440 “Di Badai Topan Dunia”

 

  1. Di badai topan dunia Tuhanlah Perlindunganmu;
    kendati goncang semesta, Tuhanlah Perlindunganmu!

Reff:

Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, di dunia, di dunia;
Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, tempat berlindung yang teguh.

  1. Baik siang maupun malam g’lap, Tuhanlah Perlindunganmu;
    niscaya takutmu lenyap, Tuhanlah perlindunganmu!

Komentar Anda

Your Email address will not be published.