Nasi Berkat

Selamat pagi.
Berani karena benar.
Berkata dan bertindak dengan tekad yang kuat.
Membeli dan menikmati nasi berkat saat dewasa teringat kala masih kanak-kanak dan remaja di rumah. Waktu itu tiap kali ayah diundang untuk acara di kampung, pulangnya membawa bungkusan daun jati (karena Grobogan daerah dengan hutan jati). Lalu, kala bungkusan dibuka, anak-anak menanti untuk menikmati dengan antusias. Menginjak menjadi pemuda, beberapa kali acara Slametan, mewakili keluarga, dan pulangnya membawa nasi berkat.
Acara Slametan dan nasi berkat adalah sarana menyatukan orang dari berbagai suku, ras, agama dan golongan. Semua duduk pada derajat yang sama. Semua berdoa dengan cara masing-masing untuk mendoakan hal yang sama. Semua membawa nasi berkat yang kurang lebih isinya sama.
Kini saat membuka nasi berkat di hadapan, ada ingatan, namun juga kerinduan untuk menikmati nasi berkat dalam kebersamaan; sejajar, setara, sehati, seperasaan. Dalam kebersamaan sekalipun ada perbedaan. Untuk Indonesia, supaya berkat karena kebersamaan dinikmati bersama.
Kenangan nasi Berkat pada 12 Februari 2021.

Komentar Anda