Memuliakan Allah dalam Terang Hikmat dan Hidup Baru

SAAT TEDUH

 

PUJIAN PEMBUKA

NKB. 3 _ Terpujilah Allah

 

Terpujilah Allah, hikmatNya besar,
begitu kasihNya ‘tuk dunia cemar,
sehingga dib’rilah PutraNya Kudus
mengangkat manusia serta menebus.

 

Reff

Pujilah, pujilah! Buatlah dunia bergemar,
bergemar mendengar suaraNya.
Dapatkanlah Allah demi PutraNya,
b’ri puji padaNya sebab hikmatNya.

 

Dan darah AnakNyalah yang menebus
mereka yang yakin ‘kan janji kudus;
dosanya betapapun juga keji,
dihapus olehNya, dibasuh bersih.

 

PEMBACAAN KITAB MAZMUR 148

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)

 

DOA PEMBUKA DAN FIRMAN

PEMBACAAN ALKITAB 
Ams. 8: 22-31 & 1 Yoh. 5: 1-12 

RENUNGAN

“Memuliakan Allah Dalam Terang Hikmat dan Hidup Baru”

 

Hidup manusia sering kali dipenuhi hiruk-pikuk persoalan, ambisi, dan pencarian jati diri. Dalam rutinitas itu, kita mudah lupa bahwa hidup ini bukan hanya tentang kita—melainkan tentang Allah yang menciptakan, memelihara, dan memberi hidup baru.

Tiga bacaan hari ini membawa kita pada satu undangan besar: Mengakui Allah sebagai sumber penciptaan, hikmat, dan hidup yang kekal.

Mazmur 148 mengajak seluruh ciptaan memuji Tuhan; Amsal 8 memperkenalkan Hikmat yang hadir sejak awal penciptaan; 1 Yohanes 5 menunjuk kepada Kristus sebagai sumber hidup sejati.
Ketiganya mengingatkan: kita hidup untuk memuliakan Allah dan mengalami hidup yang berasal dari-Nya.

 

Mazmur 148 — Seluruh Ciptaan Memuliakan Tuhan

Pemazmur memanggil segala sesuatu—matahari, bulan, bintang, hujan, gunung, binatang, raja-raja, laki-laki, perempuan, orang tua, anak-anak—untuk memuji Tuhan.

Kenapa? Karena Tuhan menciptakan semuanya (ay. 5). Karena firman-Nya kekal dan mengatur seluruh ciptaan (ay. 6). Karena Ia meninggikan umat-Nya (ay. 14).

Mazmur ini mengingatkan kita bahwa memuji Tuhan bukan hanya tugas manusia, tetapi identitas seluruh ciptaan. Jika alam semesta saja memuji, betapa lebih lagi manusia yang menerima nafas hidup dan anugerah keselamatan.

 

Amsal 8:22–31 — Hikmat yang Menyertai Penciptaan

Amsal memperkenalkan sosok “Hikmat”—bukan sekadar konsep, tetapi digambarkan sebagai pribadi yang hadir bersama Tuhan sejak awal.

Hikmat berkata:

“Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya.”

“Kusejahtera di samping-Nya”

“Aku bersukacita di bumi-Nya dan suka kepada anak-anak manusia.”

Amsal 8 menegaskan bahwa dunia tidak tercipta secara acak, melainkan melalui Hikmat Allah. Hikmat ini mengatur harmoni, keindahan, dan tatanan kehidupan.

Dalam terang Perjanjian Baru, gereja melihat bahwa Hikmat ini menunjuk kepada Kristus, Firman Allah yang kekal (Yoh. 1). Artinya, hidup sejati hanya bisa ditemukan ketika kita berjalan di dalam Kristus, Hikmat Allah yang sempurna.

 

1 Yohanes 5:1–12 — Kehidupan Sejati Ada di Dalam Anak

Jika Mazmur menunjukkan Allah sebagai Pencipta, dan Amsal menunjukkan Kristus sebagai Hikmat sejak awal, maka 1 Yohanes menegaskan bagaimana kita mengalami hidup yang berasal dari Allah itu.

Yohanes menulis: Barangsiapa percaya kepada Yesus adalah lahir dari Allah (ay. 1). Kasih kepada Allah tampak dalam ketaatan (ay. 3). Iman kepada Kristus mengalahkan dunia (ay. 4–5). Allah memberikan kesaksian bahwa hidup kekal ada di dalam Anak-Nya (ay. 11–12).

Puncak dari karya penciptaan dan hikmat Allah adalah memberi manusia hidup baru melalui Kristus.
Maka, orang yang memiliki Anak, memiliki hidup; yang tidak memiliki Anak, tidak memiliki hidup.

Inilah inti kekristenan: Hidup sejati adalah hidup yang dipenuhi dan dipimpin oleh Kristus.

 

Saudara-saudara, dari ketiga bacaan hari ini kita belajar bahwa: Kita diciptakan untuk memuliakan Allah (Mazmur 148). Hidup kita harus dibangun di atas Hikmat Allah—yaitu Kristus sendiri (Amsal 8).

Dan hanya dalam Kristus kita menerima hidup yang sungguh-sungguh berarti dan kekal (1 Yohanes 5).

Karena itu, biarlah hidup kita bukan hanya dipenuhi rutinitas, tetapi dipenuhi penyembahan dan syukur.
Bukan hanya keputusan manusiawi, tetapi hikmat dari Tuhan.
Bukan hanya hidup sementara, tetapi hidup kekal yang lahir dari iman kepada Kristus.

 

Kiranya kita menjadi umat yang memuliakan Tuhan, hidup dalam hikmat, dan memegang teguh hidup baru yang dianugerahkan Allah melalui Putra-Nya.

 

DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
Keluarga yang rajin bersekutu dan berdoa. 

 

NYANYIAN PENUTUP

NKB. 3 _ Terpujilah Allah

 

Tiada terukur besar hikmatNya;
penuhlah hatiku sebab AnakNya.
Dan amatlah k’lak hati kita senang,
melihat Sang Kristus di sorga cerlang.

 

Reff

Pujilah, pujilah! Buatlah dunia bergemar,
bergemar mendengar suaraNya.
Dapatkanlah Allah demi PutraNya,
b’ri puji padaNya sebab hikmatNya.

Komentar Anda

Your Email address will not be published.

Arsip Tata Ibadah Harian Keluarga