Kualitas Percaya Kelas Surgawi
Saat teduh
Umat berdiam diri sekitar 30 detik, merenungkan segala bentuk kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya
Nyanyian Umat
KJ 7.1,2 “Ya Tuhan, Kami Puji Nama-Mu Besar”
Ya Tuhan kami puji nama-Mu besar
Ya Bapa, mahluk-Mu menyanyi bergemar
Langit buana, Laut bersyukur semua
Malaikat segenap memuji Dikau Jua
Kemuliaan-Mu tetap senantiasa
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Maha Kuasa
Para rasul sorga kemuliaan-Mu
Serta nabi dan martir mengagungkan-Mu
G’reja yang t’lah menang dan yang di perjuangan
Mengaku nama-Mu madahnya berkumandang
Terpujii rahmat-Mu dibawah dan diatas
Ya Bapa kekal, kasih-Mu tak terbatas!
Bacaan I: Yesaya 60.8-16
Pesan yang penting dalam perikop ini
Perikop ini menggambarkan pemulihan dan kemuliaan Sion. Umat yang kembali dari pembuangan dikisahkan seperti burung kembali ke sarangnya. Hal ini bagaikan sebuah kiasan dari kehidupan bangsa yang awalnya berada dalam situasi yang lemah, kemudian dipulihkan dan dikembalikan ke situasi yang lebih aman.
Doa Pembuka
Dipimpin seorang anggota keluarga
Mazmur 24
Bacalah bagian ini dengan beberapa cara
- Seorang membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan
- Seorang membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang mengarah ke kanan
- Kaum laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan membaca yang mengarah ke kanan
Bacaan II: Lukas 1.1-4
Pesan melalui perikop
Penulis Lukas mau menyatakan bahwa tulisan Injil sesungguhnya valid dan layak diterima sebagai pegangan hidup. Sebab Injil bukanlah mitos, melainkan berisikan kejadian yang telah teruji dan isinya berupa kesaksian yang telah diteliti dengan seksama. Ia bertujuan meneguhkan iman, bukan sekadar informasi yang memberi pengetahuan pada pikiran kita.
Belajar dari apa yang diceritakan dalam tulisan ini, mari kita merefleksikannya melalui 3 sisi hidup kita, yakni sisi nalar (kognitif), sisi rasa (afektif), serta sikap atau tindakan (motoris).
Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:
- Seberapa percayakah kita pada apa yang tertulis dalam Injil?
- Apakah kita percaya karena ia dipercaya juga oleh orang lain? Ataukah memang kita yakin ia layak dipercayai demi kebaikan hidup kita, dan juga orang lain?
Selain itu, kita juga diajak mengembangkan perasaan berikut:
- Injil mendatangkan keselamatan bagi yang percaya kepadanya. Apakah kita merasa diteguhkan dalam iman ketika membaca isinya?
- Tergerakkah hati kita oleh pemberitaan Injil? Apa yang akan kita lakukan setelah membacanya?
Kedua sisi itu tentu akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis. Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:
- Hidup berlandaskan Injil, dengan menggali kebenarannya dari waktu ke waktu?
- Bukan sekadar membaca Alkitab, menghafal tulisan di dalamnya, melainkan juga mempraktekkannya dalam keseharian kita?
Doa Bersama
Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa:
- Agar umat bersedia memberikan diri melayani orang lain
- Persiapan menghayati minggu adven I, yang diperingati tanggal 30 November, supaya dimaknai dengan sikap yang benar
Nyanyian Umat
KJ 54.1,4 ”Tak Kita Menyerahkan”
Tak kita menyerahkan kepada musuhnya
pelita yang bersinar di dalam dunia.
Tak boleh Firman Allah yang sungguh dan teguh,
Alkitab yang mulia, diambil seteru.
Di hati kami, Tuhan, Kautulis Sabda-Mu,
supaya kami juga setia dan teguh.
Kendati gunung goyah, binasa dunia,
kekallah Firman Allah selama-lamanya.

Komentar Anda