Korupsi dan Keadilan Allah

NYANYIAN PEMBUKA
PKJ 289 – KELUARGA HIDUP INDAH
Syair dan lagu: Ispriyanto, 1999
 
Keluarga hidup indah
bila Tuhan di dalamnya.
Dengan kasih yang sempurna
Tuhan pimpin langkahnya.
Refrein:
T’rima kasih padaMu, Tuhan,
Kau bimbing kami selamanya.
Segala hormat, puji dan syukur
kami panjatkan kepadaMu.
 
Di dunia banyak jalan;
jalan mana ‘kan ditempuh?
Jalan lurus hanya satu;
jalan Tuhan itulah.

Refrein:

 

DOA PEMBUKA

BACAAN ALKITAB      

Habakuk 2:5-11

 

RENUNGAN

Semua pasti merasa geram melihat korupsi yang terus terjadi – bahkan makin besar dan terang-terangan. Korupsi adalah bentuk ketidakadilan yang merampas hak orang lain, menghancurkan kepercayaan dan menimbulkan kepercayaan. Korupsi tidak hanya bisa terjadi pada lembaga-lembaga, namun juga bisa terjadi di lingkup lain seperti keluarga dan gereja. Korupsi memang banyak bicara soal ketidak-jujuran terkait keuangan, namun bibit-bibit ketidak-jujuran bisa terjadi dimulai dari keluarga. Ketika orangtua memanipulasi anak untuk mendapatkan kepentingannya, ketika anak mendapatkan uang dari sanak-saudara namun dipakai oleh orangtua sendiri. Ketika orangtua menuntut kejujuran anak, namun anak berbohong dan menyembunyikan kebenaran. Ada anak-anak yang bergaya hidup mewah, flexing, berlagak sombong dan arogan, ternyata setelah ditelurusi adalah hasil korupsi dari orangtua mereka.

Di sisi lain ada banyak orang menderita dalam kemiskinan, kelaparan, kehilangan pekerjaan karena PHK, kehidupan ekonomi yang makin berat dan sulit. Keadilan haruslah berelasi erat dengan kemanusiaan. Keadilan dengan melihat bahwa setiap orang butuh hidup dengan layak. Karena jika tidak akan semakin banyak orang yang menderita.

Kitab Habakuk 2:5-11 memperlihatkan watak manusia yang tamak dan tidak puas. Ada orang-orang yang menumpuk kekayaan dari hasil menindas orang lain dan tidak pernah puas. Mereka merasa hidup aman dan tenang dalam ketidakadilan yang mereka buat. Namun, Tuhan akan menghukum mereka. Ay. 11 memberikan gambaran: Sebab batu berseru-seru dari tembok, dan balok menjawabnya dari rangka rumah. Artinya benda mati pun akan bersaksi melawan kejahatan yang mereka lakukan. Keadilan Allah begitu menyeluruh sehingga tidak ada tempat tersembunyi bagi dosa.

Setiap orang menginginkan kehidupan yang baik, aman dan terjamin untuk masa depan. Namun dalam usaha mencari keamanan ini, bisa saja dihadapkan pada godaan: tidak jujur, jalan pintas dengan kecurangan, dan korupsi. Rasa aman kita bukan melekat pada harta atau materi, namun kepada Tuhan sumber hidup. Oleh karena itu kita perlu terus menyadari bahwa keluarga adalah tempat di mana iman dirawat dan bertumbuh. Keluarga yang menghidupi iman, adalah keluarga yang selalu memahami keadilan Allah. Keadilan dengan melihat apa yang aku perbuat jangan sampai membahayakan keluargaku dan orang lain. Jadikan keluarga kita adalah rumah keadilan. Keadilan yang dijaga dengan tetap mewujudkan nilai Kristus: kejujuran, tanggung jawab, membangun relasi dalam kasih. Dengan demikian, kita mewariskan bukan hanya harta, tetapi sebuah kehidupan yang dipenuhi integritas dan Allah berkenan atas hidup keluarga kita. Amin.

 

DOA SYAFAAT

  • Bersyukur keluarga yang Tuhan percayakan.
  • Setiap keluarga dapat menjalankan peran dan tanggung jawab dengan baik.
  • Gereja yang membantu masyarakat dengan berbagai program pembedayaan masyarakat.

 

NYANYIAN PENUTUP
NKB 130 – HIDUP YANG JUJUR
Syair: Living for Jesus; T.O. Chisholm,
Terjemahan: E. L. Pohan (bait 1); Yamuger (bait 2-4),
Lagu: C. Harold Lowden,
Hak Cipta: Rodeheaver Co.
 
Hidup yang jujur hendak ‘ku serah
pada Yesusku yang aku sembah.
Persekutuan mesra dan kudus,
ingin ‘ku ikat dengan Penebus.

Refrein:
Ya Yesus, ‘Kau kurbankan darahMu bagiku;
‘ku b’ri masa depanku dan hidup bagiMu.
Hatiku ‘ku serahkan menjadi takhtaMu.
Kuminta, kuasailah… seluruh hidupku.
 
Bagiku Yesus memb’ri nyawaNya
menanggung dosaku di Golgota.
Terdorong kasih begitu mulia,
seluruh hidup ‘ku b’ri padaNya.
Refrein:
 
Di mana-mana, setiap kerja
‘kan ‘ku lakukan demi namaNya.
Rela menanggung sengsara pedih,
‘ku ikut Yesus, ‘ku pikul salib.
Refrein:

Komentar Anda

Your Email address will not be published.