Hidup Setia dan Teguh di Tengah Dunia yang Rusak

SAAT TEDUH

 

PUJIAN PEMBUKA

  1. 383 _ Sungguh Indah Kabar Mulia

 

Sungguh indah kabar mulia; hai percayalah! Yesus Kristus
tak berubah s’lama-lamanya! DarahNya tetap menghapus
dosa dan cela. Ia hibur yang berduka. Puji namaNya!

 

Reff:

Baik kemarin, hari ini, s’lama-lamanya Yesus Kristus
tak berubah, puji namaNya! Puji namaNya, puji namaNya!
Yesus Kristus tak berubah, puji namaNya!

 

Ia cari yang berdosa, cari dikau pun. Datanglah, rendahkan hati,
s’rahkan dirimu! Dulukala Ia sambut orang bercela;
kini dikau pun disambut, diampuniNya.

 

Badai dan gelora laut tunduk padaNya; kini juga badai hati
ditenangkanNya. Ia yang telah bergumul di Getsemani,
mendampingi kita dalam saat yang pedih.

 

PEMBACAAN KITAB MAZMUR 122

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)

 

DOA PEMBUKA DAN FIRMAN

PEMBACAAN ALKITAB 
Kej. 6: 11-22 Mat. 24: 1-22 

RENUNGAN

Hidup Setia dan Teguh di Tengah Dunia yang Rusak

 

Kita hidup di zaman yang semakin penuh kekerasan, ketidakadilan, dan ketidakpastian. Banyak orang merasa dunia sedang berjalan menuju kehancuran — bencana alam, peperangan, moral yang merosot, dan kepedulian yang memudar. Namun, dalam keadaan seperti ini, Tuhan tetap memanggil umat-Nya untuk hidup setia dan menjadi pembawa damai.

Tiga bacaan hari ini — dari Mazmur, Kejadian, dan Matius — sama-sama menegaskan bahwa Tuhan berkuasa atas sejarah, dan Ia memelihara orang yang tetap hidup benar di tengah dunia yang rusak.

 

  1.   Mazmur 122 – Damai Sejahtera bagi Umat Tuhan

Mazmur ini adalah nyanyian ziarah menuju Yerusalem. Pemazmur berkata:

Aku bersukacita ketika orang berkata kepadaku: ‘Mari kita pergi ke rumah TUHAN!’” (ay. 1)

Yerusalem digambarkan sebagai kota damai, tempat umat Tuhan berkumpul dan beribadah. Di sana mereka mengalami kehadiran Allah yang memberi keamanan dan kesejahteraan.

Dalam dunia yang penuh kegelisahan, hadirat Tuhan adalah sumber damai sejati.
Mazmur 122 mengingatkan kita untuk terus datang kepada Tuhan, berdoa bagi kesejahteraan umat, dan menjadi pembawa damai di lingkungan kita. Kedamaian bukan sekadar keadaan tanpa konflik, melainkan hasil dari hidup yang berpaut pada Tuhan.

  1.   Kejadian 6:11–22 – Nuh: Setia di Tengah Dunia yang Rusak

Kitab Kejadian mencatat bahwa bumi telah rusak dan penuh kekerasan (ay. 11). Semua manusia telah menyimpang dari jalan Tuhan. Namun, di tengah kegelapan moral itu, Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan (ay. 8). Allah memerintahkan Nuh untuk membangun bahtera sebagai tanda ketaatan dan penyelamatan. Meskipun dunia mengejek dan tidak mengerti, Nuh tetap taat.

Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.” (ay. 22)

Kesetiaan kepada Tuhan sering kali tampak “aneh” di mata dunia, tetapi di sanalah keselamatan ditemukan. Ketika dunia mengabaikan Tuhan, orang yang tetap berjalan dalam ketaatan menjadi tanda harapan — seperti Nuh, yang dipakai Tuhan untuk memulai kehidupan yang baru.

  1.   Matius 24:1–22 – Waspada dan Teguh di Akhir Zaman

Dalam Injil Matius, Yesus menubuatkan tentang kehancuran Bait Allah dan penderitaan besar yang akan datang. Ia memperingatkan murid-murid agar tidak tertipu oleh tanda-tanda palsu atau nabi-nabi yang menyesatkan. “Akan datang banyak orang dengan memakai nama-Ku dan mereka akan menyesatkan banyak orang.” (ay. 5). Namun Yesus juga memberikan pengharapan: “Barangsiapa bertahan sampai pada kesudahannya, ia akan selamat.” (ay. 13)

Kehidupan orang percaya di akhir zaman bukan untuk ditakuti, tetapi untuk dihadapi dengan iman dan keteguhan hati.
Yesus mengingatkan bahwa penderitaan dan kekacauan bukan tanda Allah meninggalkan dunia, tetapi bagian dari proses menuju pemulihan.
Yang Tuhan kehendaki adalah kesetiaan dan keteguhan iman, bukan kepanikan.

 

Ketiga bacaan ini mengajarkan satu pesan besar: di tengah dunia yang rusak dan penuh kekacauan, Tuhan memanggil kita untuk tetap setia, hidup benar, dan menjadi pembawa damai.

 

  • Mazmur 122 mengajak kita mencari damai di hadirat Tuhan.
  • Kejadian 6 menampilkan teladan Nuh, yang taat di tengah dunia yang jahat.
  • Matius 24 menegaskan agar kita waspada dan tetap teguh dalam iman hingga akhir.

 

Dunia mungkin berubah, tetapi Allah tidak pernah berubah.
Kesetiaan kita kepada Tuhan akan menjadi saksi dan kekuatan bagi orang lain.
Marilah kita tetap hidup dalam doa, ketaatan, dan kasih, agar ketika badai dunia datang, kita ditemukan teguh di dalam Dia.

Barangsiapa bertahan sampai pada kesudahannya, ia akan selamat.” (Mat. 24:13)

DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
Keluarga yang saling mendukung dalam suka dan duka. 

NYANYIAN PENUTUP

  1. 383 _ Sungguh Indah Kabar Mulia

 

Yesus yang telah ampuni Petrus yang sesat dan menghapus
kebimbangan Tomas yang bersyak dan selalu mengasihi
murid-muridNya Ia mau menyambut dikau dalam kasihNya.

 

Reff:

Baik kemarin, hari ini, s’lama-lamanya Yesus Kristus
tak berubah, puji namaNya! Puji namaNya, puji namaNya!

 

Waktu murid ke Emaus Yesus beserta; kita pun di jalan
hidup disertaiNya. Yang terangkat dan kembali,Yesus inilah!
Kita ‘kan melihat Dia datang segera!

Komentar Anda

Your Email address will not be published.

Arsip Tata Ibadah Harian Keluarga