Dari Tersembunyi Menjadi Tersingkap
NYANYIAN PEMBUKA
KJ 416 – TERSEMBUNYI UJUNG JALAN
Syair: Wat de toekomst brengen moge, Jacqueline van der Waals (1863 – 1922),
Terjemahan: I. S. Kijne (1899 – 1970),
Lagu: John Zundel, 1870
Tersembunyi ujung jalan, hampir atau masih jauh;
‘ku dibimbing tangan Tuhan ke neg’ri yang tak ‘ku tahu.
Bapa, ajar aku ikut, apa juga maksudMu,
tak bersangsi atau takut, beriman tetap teguh.
Meski langkahMu semua tersembunyi bagiku,
hatiku menurut jua dan memuji kasihMu.
Meskin kini tak ‘ku nampak, nanti ‘ku berbagia,
apabila t’rangMu tampak dengan kemuliaannya.
DOA PEMBUKA
BACAAN ALKITAB
YEHEZKIEL 39:21-40:4
RENUNGAN
“Kalau Tuhan ada, kenapa hidup saya begini?”
“Allah di mana saat ini? Mengapa Ia diam?”
Pertanyaan ini kadang muncul dalam pikiran ketika menyaksikan atau mengalami derita, kesulitan dan ketidakadilan. Tidak sedikit orang yang merasa bahwa Tuhan tersembunyi – seperti tidak menjawab, tidak mendekat, atau membiarkan berjalan sendiri. Apakah benar demikian? Mungkin sebagian menganggap bahwa kehadiran Allah hanya dirasakan ketika ada mujizat dan hal spektakuler terjadi – sehingga ketika semua berjalan biasa saja atau bahkan buruk, cenderung berpikir bahwa Ia sedang bersembunyi dan tidak bekerja. Sama seperti akar pohon yang terus bekerja dalam diam di bawah tanah untuk menopang batang dan menghasilkan buah, Allah tidak pernah berhenti berkarya – meskipun karya-Nya seringkali tersembunyi. Karya-nya dalam memelihara alam semesta, memberkati kehidupan manusia dan ciptaan lainnya. Semua hal yang tidak menjadi perhatian manusia, di sana Allah hadir.
Yehezkiel menyampaikan tentang pemulihan umat setelah hukuman melalui pembuangan – bangsa-bangsa akan melihat kemuliaan Allah. Selama ini mereka mengira Allah tidak berkuasa, atau sudah meninggalkan umat-Nya. Namun Allah menegaskan bahwa apa yang terjadi pada Israel: penghukuman, pembuangan, penderitaan – bukan merupakan ketidakpedulian tetapi bagian dari disiplin dan pemurnian. Ay. 29 “Aku tidak lagi menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, kalau Aku mencurahkan Roh-Ku ke atas kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” Apa yang tersembunyi selama masa pembuangan kini tersingkap: Allah tetap bekerja, mengatur sejarah, dan menegakkan kekudusan-Nya.
Kadang kita salah mengartikan proses Tuhan sebagai ketiadaan kehadiran-Nya. Kita merasa tidak diperhatikan atau ditinggalkan. Padahal Tuhan sedang menata ulang hidup kita. ada kalanya kita tidak (belum) bisa melihat langsung maksud Tuhan, tetapi di balik misteri yang membingungkan, Allah sedang membawa kita dalam pemulihan. Tuhan memulihkan dengan cara dan proses yang kadang sama sekali di luar nalar kita. Mungkin kita tidak menyadari dari hari ke hari, melalui hal-hal biasa atau sakit yang luar biasa, namun Tuhan hadir menyertai dan bekerja dengan caranya. Perlahan kita memahami cinta-Nya yang membentuk dan mendewasakan menjadi pribadi yang lebih tangguh. Kiranya kita belajar beriman bahwa ketika kita tidak melihat Tuhan, Ia tetap bekerja. Ketika kita tidak mendengar suara-Nya, Ia tetap ada disamping kita. Ketika segalanya tampak gelap dan seperti melangkap dalam lembah kekelaman, Tuhan sedang mempersiapkan hidup yang lebih baik. Dan pada akhirnya, kita dapat mengakui “Ternyata Tuhan selalu di sini – ada di dekatku!”. Amin.
DOA SYAFAAT
- Belajar dalam gelap dan dingin kehidupan, memiliki ketabahan dan kesabaran.
- Gereja yang membantu masyarakat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat.
NYANYIAN PENUTUP
NKB 216 TUHAN, ENGKAULAH HADIR
Syair: En Medio de la Vida; Mortimer Arias,
Terjemahan: H. A. Pandopo,
Lagu: Antonio Auza,
Hak Cipta: Instituto Superior
Tuhan Engkaulah hadir di dalam hidupku;
sama dengan udara ‘ku hirup kasihMu.
Dalam denyut jantungku kuasaMu bekerja;
tubuh dan panca indra, ‘Kau menggerakkannya.
Refrein:
Dikau yang ‘ku kasihi dalam sesamaku
Dikau yang aku puji dalam ciptaanMu!
Juga di pekerjaan, ‘Kau, Tuhan, beserta,
juga Engkau dengarkan lagu keluh-kesah;
lagu mesin dan martil bising dan menderu,
lagu peras keringat naik kepadaMu. Refrein:

Komentar Anda