Allah yang Menyatakan Diri dan Menepati Janji-Nya

SAAT TEDUH

 

PUJIAN PEMBUKA

  1. 408 _ Di Jalanku “ku Diiring

 

Di jalanku ‘ku diiring oleh Yesus Tuhanku.
Apakah yang kurang lagi, jika Dia Panduku?
Diberi damai sorgawi, asal imanku teguh.
Suka-duka dipakaiNya untuk kebaikanku;
Suka-duka dipakaiNya untuk kebaikanku.

 

Di jalanku yang berliku dihiburNya hatiku;
bila tiba pencobaan dikuatkan imanku.
Jika aku kehausan dan langkahku tak tetap,
dari cadas didepanku datang air yang sedap;
dari cadas didepanku datang air yang sedap.

 

PEMBACAAN KITAB MAZMUR 17 : 1 – 9

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)

 

DOA PEMBUKA DAN FIRMAN

PEMBACAAN ALKITAB 
Kel. 3: 13-20 Luk. 20: 1-8 

RENUNGAN

Allah yang Menyatakan Diri dan Menepati Janji-Nya

 

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,
Dalam perjalanan hidup ini, sering kali kita bertanya-tanya: “Siapa Allah yang kita sembah?” dan “Dapatkah aku sungguh mempercayai janji-Nya?”
Pertanyaan seperti itu tidak asing bagi umat Tuhan sejak zaman dahulu. Abraham, Musa, dan bahkan para imam serta ahli Taurat di zaman Yesus pun bergumul dengan pengenalan akan Allah.

Namun, melalui firman hari ini kita diingatkan bahwa Allah selalu menyatakan diri-Nya dengan penuh kasih dan kesetiaan, supaya umat-Nya mengenal Dia bukan hanya dengan akal, tetapi juga dengan hati yang percaya dan taat.

 

  1.   Kejadian 17:1–9 – Allah yang Setia pada Perjanjian

Ketika Abram berusia 99 tahun, Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berkata:

Akulah Allah Yang Mahakuasa; hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.” (ay. 1)

Dalam situasi yang tampaknya mustahil — karena Abram dan Sarai sudah lanjut usia — Allah memperbarui janji-Nya: Abram akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
Perjanjian itu bukan sekadar janji kosong, tetapi tanda hubungan yang hidup antara Allah dan umat-Nya.

Allah kita bukan Allah yang berubah-ubah. Ia mengikat perjanjian dan menepatinya. Yang Ia minta dari kita hanyalah ketaatan dan kesetiaan untuk berjalan di hadapan-Nya dengan hati yang murni.

  1.   Keluaran 3:13–20 – Allah yang Menyatakan Nama-Nya

Ketika Musa dipanggil untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, ia bertanya,

Apabila aku pergi kepada orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku… dan mereka bertanya kepadaku: Siapa nama-Nya? Apa yang harus kujawab?” (ay. 13)

Tuhan menjawab dengan menyatakan nama-Nya:

“AKU ADALAH AKU” — YHWH (ay. 14). Artinya, Allah adalah Pribadi yang hidup, yang hadir, dan yang bekerja dalam sejarah manusia. Ia bukan dewa buatan tangan manusia, tetapi Allah yang setia menyertai umat-Nya dari generasi ke generasi.

Allah bukan hanya dikenal melalui kata-kata, tetapi melalui tindakan kasih dan penyelamatan-Nya. Ia melihat penderitaan umat-Nya dan turun tangan untuk menolong.

  1.   Lukas 20:1–8 – Otoritas dari Allah

Ketika Yesus mengajar di Bait Allah, para imam kepala dan ahli Taurat menantang Dia dengan pertanyaan:

Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?” (ay. 2)

Yesus menjawab mereka dengan pertanyaan balik tentang baptisan Yohanes. Mereka tidak mau menjawab karena takut kehilangan pengaruh di hadapan rakyat.
Mereka tidak sungguh mencari kebenaran, melainkan ingin menjatuhkan Yesus.

Hanya hati yang tulus mencari Allah yang dapat mengenal Dia. Orang yang menolak kebenaran tidak akan mengerti penyataan Allah, sekalipun tanda-tanda-Nya nyata di depan mata.

 

Dari ketiga bacaan ini kita belajar bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup, setia, dan berkuasa.

  • Ia menepati janji-Nya seperti kepada Abraham.
  • Ia menyatakan diri-Nya kepada Musa sebagai Allah yang menyertai.
  • Ia menyatakan kuasa dan otoritas-Nya dalam diri Yesus Kristus.

Maka, di tengah dunia yang penuh keraguan dan ketidakpastian, iman kita harus bertumpu pada Allah yang sama — Allah yang tidak berubah dari dulu, sekarang, dan selamanya.

Kiranya kita hidup dalam kesetiaan seperti Abraham, berani seperti Musa, dan rendah hati untuk menerima kuasa Kristus sebagai Tuhan atas hidup kita.

Akulah Allah yang setia, yang mengingat perjanjian-Ku turun-temurun.” (Kej. 17:7)

 

 

DOA SYAFAAT DAN PENUTUP
Keluarga yang saling terbuka dan percaya kepada Tuhan. 

 

NYANYIAN PENUTUP

  1. 408 _ Di Jalanku “ku Diiring

 

Di jalanku nyata sangat kasih Tuhan yang mesra.
Dijanjikan perhentian di rumahNya yang baka.
Jika jiwaku membubung meninggalkan dunia,
Kunyanyikan tak hentinya kasih dan pimpinanNya;
Kunyanyikan tak hentinya kasih dan pimpinanNya.

Komentar Anda

Your Email address will not be published.