Ketaatan Sejati Lahir dari Pertobatan
Saat teduh
Umat berdiam diri sekitar 30 detik, merenungkan segala bentuk kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya
Nyanyian Umat
Tuhan, Ingin Ku Dapat Memancarkan
Dinyanyikan 2x
Tuhan, ingin ku dapat memancarkan
Kasih-Mu, indah, penuh kemurnian
Budi bahasaku dihaluskan roh-Mu
Hingga memancarkan keindahan-Mu
Bacaan I: Daniel 5.13–31
Pesan yang penting dalam perikop ini
Daniel dipanggil menghadap Raja Belsyazar untuk menafsirkan tulisan di dinding yang tidak bisa dijelaskan oleh para ahli istana.
Raja menjanjikan hadiah besar: pakaian ungu, rantai emas, dan kedudukan ketiga dalam kerajaan.
Daniel menolak hadiah itu, tetapi tetap bersedia menafsirkan tulisan.
Ia mengingatkan Belsyazar tentang Nabukadnezar, yang pernah ditinggikan Allah tetapi direndahkan karena kesombongannya.
Daniel menegur Belsyazar karena menghina Allah dengan memakai perkakas Bait Allah untuk berpesta dan memuji dewa-dewa palsu.
Doa Pembuka
Dipimpin seorang anggota keluarga
Mazmur 84.8-12
Bacalah bagian ini dengan beberapa cara
- Seorang membacanya, sementara anggota keluarga lain mendengarkan
- Seorang membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara yang lain membaca bagian yang mengarah ke kanan
- Kaum laki-laki membaca bagian yang mengarah ke kiri, sementara kaum perempuan membaca yang mengarah ke kanan
Bacaan II: Matius 21.28-32
Pesan melalui perikop
Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang sikap dua orang anak yang diminta melakukan sesuatu oleh ayahnya. Sikap itu dicerminkan dari apa yang terjadi dalam hidup nyata kita selaku pengikut-Nya. Ada yang menjawab “ya” pada panggilan Tuhan namun tidak mengerjakan apa yang diminta-Nya, sementara itu ada yang awalnya ragu dan menolak, namun akhirnya pergi dan mengerjakan yang diminta Tuhan.
Belajar dari apa yang diceritakan Yesus, mari kita merefleksikannya melalui 3 sisi hidup kita, yakni sisi nalar (kognitif), sisi rasa (afektif), serta sikap atau tindakan (motoris).
Secara nalar, kita diajak mengkritisi hal-hal berikut:
- Sering kali kita merasa bisa dan mau melakukan yang diminta oleh Tuhan, namun pada akhirnya jatuh pada godaan kemalasan dan kemudian tidak melakukan apa-apa. Hasilnya, hidup kita tidak berbuah.
- Apakah kita terbiasa mengevaluasi diri kita dan bercermin dari pengalaman yang sudah kita lewati? Mana yang lebih banyak terjadi, kita mengabaikan permintaan Tuhan atau merealisasikannya?
Selain itu, kita juga diajak mengembangkan perasaan berikut:
- Apakah setelah ditolong dan ditebus Yesus, kita merasa bersyukur? Seberapa besar rasa syukur itu mempengaruhi sikap kita terhadap-Nya?
Kedua sisi itu tentu akan memengaruhi tindakan kita, yang diharapkan bisa dilakoni secara etis. Setidaknya, kita bisa mengukur apakah hidup kita sudah dijalani seperti ini:
- Yesus menjadikan contoh kasus anak kedua sebagai bentuk pembelajaran bagi kita. Sikap yang ditunjukkan sang anak, melalui proses 1) menolak tugas; 2) kemudian merenungkannya, dan hasilnya 3) merasa lebih pantas melakukan apa yang diminta ayahnya karena merasa tidak layak menolak ayah yang sudah banyak berjasa dalam hidupnya, dan juga ingin relasi dengan ayahnya tetap terjalin baik, membuatnya 4) memutuskan bergerak dan menjalankan permintaan ayahnya.
- Hal ini dapat direfleksikan sebagai bentuk ketaatan pada sang ayah. Ini serupa dengan hubungan antara kita dengan Tuhan. Kita diumpamakan sebagai anak dan Tuhan diumpamakan sebagai ayah. Kalau kita menjalankan yang diminta Tuhan, artinya kita taat. Ketaatan kita sebetulnya diawali pertobatan, di mana kita merasa lebih tepat melakukan apa yang diajarkan atau diminta oleh Tuhan, yang pada akhirnya mendatangkan kebaikan, ketimbang mengikuti kemauan sendiri, yang bisa menjerumuskan dan mencelakakan kita.
Doa Bersama
Dipimpin seorang anggota keluarga, dengan pokok doa:
- Pelayanan umat yang semakin bersemangat dilandasi syukur yang bertambah dari waktu ke waktu
- Persiapan memasuki bulan lingkungan hidup, dengan menghayati rasa cinta bumi dan lingkungan sekitar kita beraktivitas
- Upaya manusia memelihara dan melestarikan alam, mengingat di akhir tahun biasanya curah hujan meningkat dan berpotensi mendatangkan banjir
Nyanyian Umat
KJ 370 – Ku Mau Berjalan Dengan Jurus’lamatku
‘Ku mau berjalan dengan Jurus’lamatku
di lembah berbunga dan berair sejuk.
Ya, kemana juga aku mau mengikut-Nya
sampai aku tiba di neg’ri baka.
Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus:
‘ku tetap mendengar dan mengikut-Nya.
Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus;
ya, ke mana juga ‘ku mengikut-Nya
‘Ku mau berjalan dengan Jurus’lamatku
di lembah gelap, di badai yang menderu.
Aku takkan takut di bahaya apa pun,
bila ‘ku dibimbing tangan Tuhanku.

Komentar Anda