Di Dunia yang Penuh Cemar ...
NYANYIAN PEMBUKA
https://youtu.be/FdnUjqtgN3A?si=27kQ_Vl5UXZGrkls
DOA PEMBUKA
BACAAN ALKITAB Mazmur 37: 1-9
RENUNGAN
Hidup di tengah situasi bangsa Indonesia dan dunia saat ini seringkali memicu kegelisahan. Kita melihat ketidakadilan terjadi di mana-mana. Orang-orang yang curang, serakah, dan tidak jujur seolah-olah mendapat keuntungan, sementara mereka yang berbuat baik justru mengalami kesulitan. Persis seperti yang dialami oleh pemazmur, Raja Daud, yang melihat orang fasik (orang jahat) yang tampaknya hidup makmur dan sukses. Jika kita tidak berpegang teguh pada firman Tuhan, perasaan marah dan iri hati bisa dengan mudah merasuki hati kita.
Dalam Mazmur 37, Daud memberikan kita resep ampuh untuk menghadapi realitas yang menyesakkan ini. Ia mengawali dengan perintah tegas: “Janganlah marah karena orang yang berbuat jahat, janganlah iri hati kepada orang yang berbuat curang” (ayat 1). Daud mengingatkan kita bahwa keberhasilan mereka hanyalah sementara, seperti rumput yang cepat layu. Kebahagiaan dan kejayaan mereka palsu dan tidak abadi.
Lantas, apa yang seharusnya kita lakukan? Daud memberikan tiga kunci utama:
- Percaya, berbuat baik, dan bergembira dalam Tuhan. Di tengah godaan untuk ikut-ikutan berbuat jahat, kita dipanggil untuk tetap berpegang pada kebenaran. Percayalah bahwa Tuhan itu baik dan kebaikan-Nya tidak terbatas. Dengan demikian, kita akan mampu melakukan hal-hal yang baik dan bersukacita di dalam Dia, bukan dalam hal-hal duniawi.
- Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya. Daripada sibuk membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain, kita diajak untuk menyerahkan segala beban dan kekhawatiran kita kepada Tuhan. Ia yang akan bertindak dan menyatakan kebenaran kita seperti terang. Percayalah, Tuhan tidak pernah pasif. Ia bekerja di balik layar, mengurus segala hal yang kita serahkan kepada-Nya.
- Berdiam diri di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia. Ini bukanlah sikap pasif, melainkan tindakan iman yang aktif. Berdiam diri berarti menenangkan hati kita dari segala kegelisahan, sambil menunggu waktu dan cara Tuhan bekerja. Hanya dengan menanti-nantikan Tuhan, kita akan melihat orang fasik dilenyapkan dan orang benar diangkat.
Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip ini di tengah tantangan yang kita hadapi saat ini?
Pertama, menolak mentalitas “Ikut-ikutan”. Di tengah maraknya berita dan isu-isu yang menimbulkan perpecahan, jangan terprovokasi untuk ikut menyebarkan kebencian atau informasi yang tidak benar. Umat Kristen dipanggil untuk menjadi pembawa damai, bukan penambah keruh suasana.
Kedua, melayani dengan tulus. Saat ini, banyak yang merasa pesimis terhadap pemimpin dan sistem. Namun, sebagai umat Kristen, kita harus terus melakukan yang baik tanpa mengharapkan balasan. Melayani masyarakat dengan tulus, jujur, dan berintegritas, baik di tempat kerja, komunitas, atau keluarga. Dengan banyaknya kasus korupsi dan ketidakadilan, umat Kristen harus menjadi cahaya yang membawa kebenaran. Menjalankan setiap pekerjaan dengan jujur dan etis, sehingga kehadiran kita menjadi saksi nyata akan karakter Kristus.
Terakhir, terus berdoa dan berserah. Daripada cemas dan marah akan situasi yang tidak terkendali, fokuslah untuk berdoa bagi bangsa dan dunia. Serahkan segala kekhawatiran pada Tuhan. Dengan berserah, kita akan menemukan kedamaian yang sejati, dan Tuhan akan bertindak sesuai dengan rencana-Nya yang sempurna. Sadari bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam kekuasaan atau harta duniawi, melainkan dalam damai sejahtera yang diberikan oleh Tuhan. Dengan rendah hati, kita akan mewarisi berkat-berkat rohani yang tak terhingga dan bergembira dalam kesejahteraan yang sejati.
DOA SYAFAAT
- Kaum muda yang mau belajar berbagai keterampilan.
- Kesehatan pribadi dan orang-orang terkasih di cuaca yang tidak menentu.
- Kondisi Indonesia dan dunia agar selalu dalam pemeliharaan dan damai sejahtera Tuhan.
NYANYIAN PENUTUP

Komentar Anda