Kenyamanan yang Tumpulkan Nurani
NYANYIAN PEMBUKA
KJ 260 – Dalam Dunia Penuh Kerusuhan
Syair dan lagu: H. A. Pandopo, 1980
Dalam dunia penuh kerusuhan,
di tengah kemelut permusuhan
datanglah KerajaanMu;
di Gereja yang harus bersatu,
agar nyata manusia baru,
datanglah KerajaanMu!
Refrein:
Datanglah, datanglah,
datanglah, KerajaanMu!
Memerangi gelap kemiskinan,
menyinarkan terang keadilan
datanglah KerajaanMu;
di lautan, di gunung, di ladang
dan di bandar, di pasar, di jalan
datanglah KerajaanMu! Refrein:
DOA PEMBUKA
BACAAN ALKITAB
Yakobus 5:1-6
RENUNGAN
Memiliki kenyamanan dan ketentraman adalah dambaan semua orang. Berbagai hal diusahakan dan diperjuangkan untuk mendapatkanya. Menjadi nyaman tentu menenangkan dan membahagiakan. Namun ada bahaya yang mungkin jarang disadari. Hidup dalam kenyamanan bisa membuat kita lalai. Lalai untuk bersyukur, lalai berbagi, lalai untuk melihat hak orang lain untuk hidup layak, dan lalai untuk tetap mengusahakan dengan cara yang benar. Karena upaya dan hasrat berlebihan untuk mendapatkan kekayaan, bisa saja menjadi ketidakadilan dan membuat hak orang lain tercabut. Hal inilah yang bisa menumpulkan nurani, dan empati yang pelan-pelan mati.
Surat Yakobus 5:1-6 adalah teguran keras bagi orang kaya yang hanya mencari kenyamanan diri sendiri, menimbun harta, hidup dalam kemewahan dan menahan upah pekerja. Yakobus menggambarkan harta mereka sudah berkarat, pakaian mereka dimakan ngengat, dan teriakan pekerja sudah sampai di telinga Tuhan. Dosa mereka adalah kelalaian untuk bertindak adil. Kegagalan mereka adalah tidak peduli. Mereka lebih sibuk menumpuk harta untuk diri sendiri daripada memperhatikan hak hidup orang lain. Mereka mengamankan posisi nyaman namun membiarkan ketidakadilan terus berlangsung. Yakobus mengingatkan bahwa harta adalah alat. Kekayaan dan kenyamanan adalah kesempatan untuk menegakkan keadilan dan damai sejahtera bersama. Tentu pesan ini bukan hanya ditujukan kepada “orang kaya” secara harafiah, tetap kepada siapa saja yang menggunakan posisi dan sumber daya untuk kepentingan diri sendiri, sambil mengabaikan penderitaan orang lain.
Yakobus mengajak kita berefleksi:
- Kelalaian apa yang terjadi pada saya yang membuat orang lain menderita?
- Apakah memilih bersuara atau berdiam ketika melihat ketidakadilan atas hak orang lain yang direnggut?
- Apa bentuk kepedulian saya bagi kebutuhan orang lain?
DOA SYAFAAT
- Bersyukur untuk setiap berkat Tuhan yang dipercayakan dan belajar untuk memperhatikan kebutuhan orang lain.
- Para buruh, karyawan, pedagang UMKM, guru honorer, tukang ojek yang berjuang untuk keluarga namun seringkali mendapatkan ketidakadilan.
- Gereja dan masyarakat bekersama menghadapi masalah lingkungna.
NYANYIAN PENUTUP
PKJ 103 – Carilah Dahulu Kerajaan Allah
Syair dan lagu: Seek Ye First, Karen Lafferty, berdasarkan Matius 6:33; 7:7,
Terjemahan: Yamuger, 1998
Carilah dulu Kerajaan Allah
beserta kebenaranNya,
maka semua ditambah padamu.
Haleluya, Haleluya!
Mintalah, Tuhan pasti memberi,
carilah kau pasti dapat.
Pintu dibukaNya bila kau ketuk.
Haleluya, Haleluya!
Bukan makanan saja kau perlu;
paling perlu firman Allah
yang merupakan jaminan hidupmu.
Haleluya, Haleluya!
Komentar Anda