Allah Kok Marah Sih
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
MARILAH KITA SIAPKAN HATI KITA
(PKJ 22: 1-2)
Marilah kita siapkan hati kita
menghadap Allah, Tuhan semesta alam,
kar’na besarlah perbuatan tanganNya.
Muliakan Allah dengan puji-pujian.
Refrain:
Mari bernyanyi memuji Maha kuasa,
puji kasihNya sekarang dan s’lamanya.
Bersorak-sorailah, hai seluruh dunia,
mazmurkanlah kemuliaan namaNya.
Keajaiban serta perbuatanNya
sungguh benar dan besar tak terucapkan.
(kembali ke refrain)
Pembacaan Kitab Mazmur 62
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Amos 6: 8-14
Perjanjian Baru : Wahyu 3: 14-22
Renungan
Jika Anda punya pemahaman iman bahwa karena kasih–Nya yang besar kepada umat-Nya, maka Allah tidak pernah bisa marah kepada umat-Nya. Maka ini sebuah kekeliruan besar. Kasih Allah tidak serta merta menghilangkan dimensi ketegasan Allah terhadap umat-Nya. Sekalipun Allah penuh kasih, bukan berarti Allah tidak bisa marah kepada umat-Nya. Yohanes Calvin (1509-1564), salah seorang teolog reformasi, berpandangan bahwa kemarahan Allah merupakan ekspresi keadilan-Nya terhadap dosa dan kejahatan. Kemarahan itu menunjukkan sifat-Nya yang kudus dan menjamin bahwa tidak ada kejahatan yang akan dibiarkan tanpa penghukuman. Kemarahan Allah berfungsi sebagai peringatan bagi manusia bahwa setiap kejahatan akan dipertanggungjawabkan. Allah tidak mentolerir dosa dan kemarahan-Nya adalah bukti bahwa Dia tidak akan membiarkan kejahatan berlalu tanpa hukuman.
Dalam kitab Amos 6: 8-14, nabi Amos menyatakan: kemarahan Allah dipicu oleh tindakan umat yang mengubah “keadilan menjadi racun” dan “hasil kebenaran menjadi ipuh” (ay.12). Gambaran tindakan yang tidak menghargai keadilan dan kebenaran dalam hidup. Selain itu, mereka juga menunjukkan keangkuhan diri dan tidak menghargai peran serta Allah dalam perjalanan hidup mereka (ay.8, 13). Meminjam pemikiran Calvin, maka kita dapat menilai bahwa tindakan yang tidak menghargai keadilan dan kebenaran, serta keangkuhan diri dan melupakan peran serta Allah dalam hidup merupakan tindakan yang dipandang jahat di mata Allah. Sebab itu, Ia tidak akan membiarkan itu berlalu tanpa penghukuman. Hal ini tentu menjadi sebuah peringatan bagi kita yang hidup sebagai umat Allah di masa sekarang ini.
Kita hidup di tengah tantangan zaman. Kita berhadapan dengan godaan mengandalkan materialisme dalam hidup. Tanpa kita sadari, kita terjebak menjadi manusia yang merasa tidak lagi membutuhkan Allah. Kita mengesampingkan pentingnya hubungan kita dengan Allah. Kita sibuk mengejar kekayaan yang menurut kita bisa memberi jaminan hidup. Kita menghalalkan segala cara sehingga tidak lagi menghargai keadilan dan kebenaran. Kita melakukan korupsi, mengambil keuntungan berlebih dari yang sewajarnya, dan mengekploitasi orang yang bekerja bersama kita. Ketika kita mulai nyaman dengan semua itu dan makin terseret ke dalamnya, maka peringatan ini menjadi hal yang sangat penting untuk kita perhatikan.
Peringatan ini diberikan bukan untuk membuat kita takut. Peringatan ini diberikan sebagai wujud nyata kasih Allah kepada kita, sebagaimana dinyatakan dalam Wahyu 3: 19, “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar, sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” Karena itu, jangan bersedih jika Allah menyatakan peringatan-Nya dengan keras tentang kemarahan-Nya. Semua diberikan-Nya, karena Ia mengasihi kita. Dia tidak mau kita terjerembab ke dalam lobang kesalahan dan kejahatan yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita. Kalau Dia masih bisa marah kepada kita, itu berarti Dia masih mengasihi kita.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah untuk masyarakat Indonesia agar dimampukan untuk gigih memperjuangkan kesejahteraan hidup dengan cara-cara yang berkenan kepada Allah.
Nyanyian Penutup
SEMUA ORANG INGINKAN KEBENARAN
(PKJ 279: 1, 3)
Semua orang inginkan kebenaran
berada di pihaknya,
namun sedikit yang sungguh mau
berada di pihak kebenaran.
Semua orang seakan-akan tampil
menjunjung kebenaran,
namun sedikit yang sungguh mau
berkorban membela kebenaran.
Semua orang yang cari kebenaran
menjadi salah jalan;
tak tahu lagi harus pilih yang mana,
semuanya serupa.
Setiap hari semuanya berubah,
oh sungguh membingungkan;
hanyalah Yesus terang dan kebenaran
yang tak pernah berubah.
Komentar Anda