Hidup Oleh Iman

NYANYIAN PEMBUKA
KJ 364 – BERSERAH KEPADA YESUS
Syair: All to Jesus I Surrender / I Surrender All, Judson W. van Deventer, 1896,
Terjemahan: Yamuger, 1975,
Lagu: Winfield S. Weeden, 1896
 
Berserah kepada Yesus tubuh, roh, dan jiwaku;
kukasihi, kupercaya, kuikuti Dia t’rus.
Refrein:
Aku berserah, aku berserah;
kepadaMu, Jurus’lamat, aku berserah!
 
Berserah kepada Yesus di kakiNya ‘ku sujud.
Nikmat dunia kutinggalkan; Tuhan, t’rima anakMu! Refrein:

 

DOA PEMBUKA

BACAAN ALKITAB      

GALATIA 3:6-14

 

RENUNGAN

Pernahkah saudara merasa lelah dengan berbagai keadaan? Lelah karena mencoba menjadi “sempurna” bagi orang lain; namun semuanya menjadi sia-sia ketika ada kesalahan kecil. Semua menghina dan menghakimi. Dalam kerja keras itu tanpa sadar telah melupakan relasi dengan Tuhan. Kita gagal, merasa jauh, sepi dan tidak layak. Ketika kita sedang mendaki gunung “kebaikan diri sendiri” yang tidak ada puncaknya, Firman Tuhan memberikan kelegaan bagi kita.

Paulus memberikan banyak nasihat kepada jemaat Galatia tentang hidup dalam iman. Di tengah jemaat ada orang-orang yang terus memberikan pengaruh bahwa keselamatan datang dari tunduk pada hukum Taurat. Para penyesat mengajarkan untuk mengejar kesempurnaan melalui hukum Taurat. Paulus menegaskan bahwa keselamatan itu hanya karena iman kepada Kristus. Yesuslah sumber keselamatan. Karena hidup dalam iman kepada Kristus, ia dibenarkan-Nya. Paulus memberi contoh Abraham. Ia dibenarkan bukan karena aturan agama tapi karena ia beriman. Hukum Taurat menuntut kesempurnaan mutlak, sekali saja gagal, ia bersalah atas seluruhnya. Ini menjadi jalan buntu bagi manusia yang rapuh dan terbatas. Hidup dalam imanlah yang membuat kita sadar bahwa Allah memberikan anugerah kepada kita yang tidak sempurna. Hidup yang dibenarkan bukan karena perbuatan baik kita, tapi iman yang menyadari bahwa anugerah Allah-lah yang memberikannya, sehingga kita mendapatkan kasih dan keselamatan.

Hidup oleh iman berarti menyerahkan diri kepada Tuhan dan menyadari bahwa kita dibenarkan-Nya. Oleh karena itu, kita hidup dalam ketaatan kepada-Nya. Ketaatan ini bukan jadi beban untuk mendapatkan keselamatan, namun sebuah respon cinta karena kita sudah diselamatkan. Mari kita bertanya pada diri kita:

Dalam bagian hidup mana, saya masih lebih mengandalkan kemampuan dan usaha sendiri daripada percaya penuh kepada anugerah Allah? Langkah iman apa yang hari ini bisa saya sadari dan ambil?

Amin.

 

 

DOA SYAFAAT

  • Gereja yang peduli dan menyatu dengan masyarakat.

 

NYANYIAN PENUTUP
PKJ 282 – TUHAN, TOLONGLAH, BANGUNKAN IMAN
Syair: B. Fobia, 1998 (1945 – 1999),
Lagu: Mai falie (Rote, Timor)
 
Tuhan, tolonglah, bangunkan iman;
pulihkanlah kasih yang remuk.
Ubahlah hatiku, jamahlah diriku
biar di tanganMu berbentuk.
Tuhan, tolonglah bangunkan iman;
pulihkanlah kasih yang remuk.
 
Hati bersujud, jiwa menyembah;
hidupku masyhurkan kasihMu.
T’rimalah baktiku, layakkan diriku
untuk kemuliaan namaMu.
Hati bersujud, jiwa menyembah;
hidupku masyhurkan kasihMu.
 
Harta dan karya, takhta dan nama
kusembahkan bagi namaMu.
T’rimalah, ya Tuhan, baktiku bagiMu
dan berkati akta imanku.
Harta dan karya, takhta dan nama
kusembahkan bagi namaMu.
 
Urapi, Tuhan, bibir mulutku
jadi saksi kebaikanMu.
Pakailah diriku, berkati budiku
untuk melukiskan kasihMu.
Urapi, Tuhan, bibir mulutku
jadi saksi kebaikanMu.

Komentar Anda

Your Email address will not be published.

Arsip Tata Ibadah Harian Keluarga