Sejarah GKI Serpong

Sejarah Singkat, Rintisan awal GKI Serpong dimulai ketika 4 (empat) keluarga (Kel. Yakub Perinusa, Kel. Ferdinandus, Kel. K. Hadipranoto dan Kel. J.R. Soekarno) rindu untuk bersekutu. Melalui pelayanan GPIB Samaria Tangerang, pada tahun 1969, terbentuklah persekutuan keluarga. Namun persekutuan itu berjalan tersendat. Bahkan pada tahun 1974 terhenti total. Kerinduan seakan tak pudar. Kali ini terbentuklah wadah pelayanan untuk anak-anak. Sayangnya, seperti persekutuan keluarga, pelayanan anak pun berjalan tersendat. Jalan yang rusak dan becek menjadi kendala utama bagi pelayanan diSerpong.

Sekalipun tersendat-sendat pelayanan sekolah minggu tetap berjalan. Karena seringnya pelayan tidak datang, jumlah anak makin berkurang, hanya tertinggal 4 orang anak saja. Tuhan tidak tinggal diam, pada hari Minggu, 2 Januari 1977, untuk pertama kalinya GKI Kebayoran Baru melayani persekutuan Sekolah Minggu. Pelayan pada waktu itu adalah Sdr. Sumardi DS, Kel. Gerry Mbatemooy, Bapak & Ibu Marmohadi Sopater serta kedua anaknya Nana & Esti. Dalam pelayanan GKI Kebayoran Baru itulah jumlah anak bertambah hingga mencapai 40 orang.

Melihat pertumbuhan yang sedemikian cepat, para orang tua – yang diwakili oleh Bapak Mangusi Bakara, Bapak dan Ibu J.R.Soekarno serta Bapak dan Ibu Eddy Yonas – memohon agar GKI Kebayoran Baru terus melayani anak-anak di Serpong. Tanggal 1 April 1977 persekutuan anak-anak wilayah Serpong resmi menjadi cabang Sekolah Minggu GKI Kebayoran Baru. Bahkan tidak hanya itu, orang tua pun mulai mendapatkan pelayanan, baik itu kebaktian maupun kegiatan-kegiatan lain, seperti Sekolah Minggu, ada juga katekisasi, pemahaman Alkitab dan persekutuan keluarga. Kasih Tuhan terlihat nyata lewat diresmikannya persekutuan ini menjadi Gereja Kristen Indonesia Kebayoran Baru pos Kebaktian Minggu Serpong pada tahun 1978, dengan pelayanan Kebaktian Minggu Dewasa satu bulan sekali dan pendeta pengasuh saat itu adalah Pdt. K.G. Hamakonda.

Pada mulanya tempat beribadah menggunakan rumah kel. J.R. Soekarno dan kemudian berpindah ke suatu tempat semi permanen yang terletak di samping rumah keluarga ini. Pada 1 April 1979 dilaksanakan pelayanan Sakramen Baptis, Sidi dan Baptis Dewasa pertama kali. Tanggal 14 Desember 1980, Bp. J.R. Soekarno diteguhkan dalam jabatan Majelis Jemaat GKI Kebayoran Baru wilayah pelayanan Serpong. Pada tahun 1981 terbentuk kepengurusan Badan Pekerja Pos Serpong dengan ketua Tua-tua J.R. Soekarno, Sekretaris Bp. Hadi Pranoto dan Bendahara Bp. Mangusi Bakara. Pada tahun 1985 lewat GKI Kebayoran Baru dihadirkan seorang motivator sdr. Yansen Simanjuntak dari Departemen Partisipasi Pembangunan PGI Seiring berkembangnya kawasan PUSAT PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (Puspiptek), pengelola kawasan memberi tempat bagi penyelenggaraan ibadah di sebuah perpustakaan yang sudah tidak ditempati dan terletak tidak jauh dari tempat ibadah yang lama. Tetapi sesudah berjalan beberapa waktu, tempat ini ambruk dan tempat ibadahpun berpindah ke Gedung Olah Raga yang masih berada di kawasan Puspiptek Serpong.

Sekalipun berjalan lambat, pertumbuhan terus terjadi. Melihat pertumbuhan itu Majelis Klasis GKI Jawa Tengah Klasis Jakarta yang diadakan pada tanggal 27 – 30 Maret 1989 di GKI Kwitang dan Wisma Kinasih – Ciawi Bogor memutuskan menyetujui usul Majelis Jemaat GKI Kebayoran Baru untuk meningkatkan Pos Kebaktian Serpong menjadi GKI Kebayoran Baru Bakal Jemaat Serpong. Minggu, 4 Juni 1989 diadakan Kebaktian Peningkatan Status dan pelantikan Panitia Bakal Jemaat dengan Ketua Tua-tua Wuryanto. Pada tahun yang sama dilakukan juga pelantikan Panitia Pembangunan Gedung Gereja dengan Ketua Tua-tua Suryadi, dan pada tanggal 29 Mei 1990, dilakukan peletakan Batu Utama tanda dimulainya pembangunan Gedung Gereja.