Menerima Kebenaran, Mewartakan Kebenaran

Mazmur 123
Ayub 20:1-11
2 Petrus 1:16-21

Selamat hari Senin.
Hukum sebab akibat menjadikan orang berpendapat jikalau melakukan perbuatan yang salah maka akibatnya adalah suatu hal yang mencelakanan.
Itulah hukum yang diingatkan oleh Zofar, orang Naama kepada Ayub atas pembelaannya (Ayub 19). Zofar berkata:

Ayub 20:5-7 (TB) bahwa sorak-sorai orang fasik hanya sebentar saja, dan sukacita orang durhaka hanya sekejap mata?
Walaupun keangkuhannya sampai ke langit dan kepalanya mengenai awan,
namun seperti tahinya ia akan binasa untuk selama-lamanya; siapa yang pernah melihatnya, bertanya: Di mana dia?

Memang, itulah yang terjadi jika manusia tanpa anugerah Tuhan. Namun bagi orang beriman selalu ada anugerah yang mengiring langkah hidupnya.

Mazmur 123:1-2 (TB) Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga.
Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.

Orang beriman bukan karena perbuatannya. Orang beriman karena anugerah, dan Tuhan memberi anugerahnya dengan limpah. Dia mau mengasihi setiap makhluk.
Petrus menegaskan kesaksiannya berdasarkan pernyataan Tuhan, bukan karena dongeng.

2 Petrus 1:16-19 (TB) Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.
Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”
Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.
Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

Karena itu, menafsirkan anugerah Tuhan tidaklah boleh sembarangan.

2 Petrus 1:20-21 (TB) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

Jadi nubuat bukan karena dorongan keinginan manusiawi. Nubuat harus murni dari Tuhan sendiri.
Untuk itu sebagai orang yang menerima anugerah Tuhan, hendaklah setiap orang percaya menjaga dengan sebaik-baiknya supaya kebenaranlah yang diwartakan.
Menerima kebenaran, mewartakan kebenaran.

Doa:
Masyarakat yang mengurangi pemakaian botol plastik dengan membawa botol sendiri.

Komentar Anda

Your Email address will not be published.

Arsip Renungan Harian