Mengabarkan Injil, Menjadi Saksi

Written by GKI Serpong on . Posted in Cermin

Media sosial menjadikan kita bisa berperanan apa saja. Salah satunya sebagai penyebar berita; entahkah berita yang baik atau hoax. Berita-berita yang kita sebarkan tentu mestilah kita sebarkan dengan mempertimbangkan berbagai hal, bukan yang mengandung fitnah, kebencian atau yang tidak sopan. Oleh karena itu perlu kita mengertahui kebenaran sebuah kabar sebelum kita mengirimkannya kepada orang lain. Selalu: pikirkanlah sejenak: apakah kabar itu membangun atau meruntuhkan. Apakah kabar itu bermakna atau hanya merupakan cerita kosong, atau bahkan berita bohong.Media sosial menjadikan kita bisa berperanan apa saja. Salah satunya sebagai penyebar berita; entahkah berita yang baik atau hoax. Berita-berita yang kita sebarkan tentu mestilah kita sebarkan dengan mempertimbangkan berbagai hal, bukan yang mengandung fitnah, kebencian atau yang tidak sopan. Oleh karena itu perlu kita mengertahui kebenaran sebuah kabar sebelum kita mengirimkannya kepada orang lain. Selalu: pikirkanlah sejenak: apakah kabar itu membangun atau meruntuhkan. Apakah kabar itu bermakna atau hanya merupakan cerita kosong, atau bahkan berita bohong.

Berkait dengan kehidupan kita sebagai orang beriman, kabar baik itu perlu senantiasa diwartakan kepada orang lain; kabar baik bahwa Allah memberikan kepada dunia yang membutuhkan penyelamatan seorang Juruselamat.

Hari ini adalah Minggu Transfigurasi. Minggu di mana Yesus dimuliakan di atas gunung dengan Elia dan Musa; dua tokoh besar bangsa Israel. Musa sebagai pemimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir, dan Elia sebagai pernyataan kebenaran Allah kepada Israel yang terangkat ke Sorga. Petrus, Yohanes dan Yakobus menyaksikan pemuliaan Yesus sehingga mereka menjadi takjub dan terpukau.

Petrus, Yakobus dan Yohanes adalah saksi dari pernyataan itu. lalu apa yang perlu mereka lakukan? Apakah mereka perlu mendirikan tenda? Menikmati kemuliaan yang ada di hadapan mereka? Justru sebagai murid-murid Tuhan mereka memang diminta untuk tidak menceritakan dulu, baru setelah kebangkitan Tuhan Yesus maka mereka mewartakan tentang siapa Tuhan;

Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. (Markus 9 : 9)

Warta yang benar mestilah diwartakan oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes. Demikian juga dengan kita sebagai murid-murid Yesus di sepanjang abad dan tempat; kita mestilah mewartakan kebenaran Allah tentang Kristus dalam hidup kita setiap hari; baik lewat tutur kata yang baik, benar dan sopan maupun melalui perbuatan kita, dan sekarang ditambah dengan jempol kita supaya apa yang kita wartakan benar merupakan warta kebenaran dari Tuhan dan tentang Tuhan dalam hidup kita.Sebagaimana para rasul mewartakan dengan sepenuh dan segenap hati mereka, demikian pun kita dalam hidup kita setiap hari kita diajak untuk mewartakan Kristus dalam hidup kita.


AW (Cermin - Warta Jemaat, 11 Februari 2018)