Mintalah Hikmat Tuhan
Perjalanan kita di 2017 telah berakhir. Kita meninggalkan dan menuju 2018. Tentu ada banyak hal yang terjadi di tahun 2017. Dan, tentu satu dengan yang lain kita berbeda. Ada yang merasa bahwa tahun 2017 adalah tahun yang penuh dengan kesuksesan, atau tahun dengan kegagalan. Ada yang merasa tahun 2017 adalah tahun yang menyenangkan, ada juga yang menyedihkan. Ada yang bisa memenuhi harapan atau target, ada juga yang tidak. Semua kita masing-masing tentu mempunyai kisahnya sendiri. Dalam semuanya itu, apa yang harus kita lakukan? Apakah jika kita berhasih, merupakan tahun yang menggembirakan, tahun yang mencapai target, maka kita merasa itu semua adalah karena kepintaran, kemampuan, kecerdasan, kecerdikan kita semata? Dan kita merasa layak untuk menepuk dada. “Gue, nih.”Atau sebaliknya. Ketika kita merasa tahun ini adalah tahun yang menyedihkan, tahun kegagalan, tahun yang tak mencapai target; haruskah kita kemudian meratap, menangisi dan menyesalinya? Akhir tahun dan menginjak awal tahun yang baru sebenarnya merupakan waktu yang tepat untuk kita mengintrospeksi diri kita : apa yang terjadi dalam hidup kita sepanjang tahun yang kita jalani? Memang mungkin ada keberhasilan, mungkin juga ada kegagalan. Apa pelajaran yang bisa kita tarik dari keberhasilan atau kegagalan di tahun 2017? Tentu kita berharap di tahun baru dan tahun-tahun setelah itu, kita mempunyai hidup yang lebih baik – entah awalnya kita gagal atau berhasil – bahwa kita mampu menarik pelajaran dari apa yang kita alami di tahun 2017. Perhatikanlah Salomo yang menerima mandat menjadi seorang raja, menggantikan Daud, ayahnya. Apakah Salomo berbangga diri atas jabatannya? Apakah Salomo meminta kepada Tuhan untuk tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuh?
Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja. Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu." (I Raja-raja 3 : 11 – 14)
Ya. Hikmat Tuhan. Itulah yang kita perlukan dalam hari-hari kehidupan kita. Mengapa? Tentu Tuhan memberikan kemampuan kepada kita untuk berpikir, bekerja, berkarya dan banyak hal yang lain; semua hal yang ada dan kita jalankan dalam pekerjaan, hobi, kebiasaan dan lain-lain. Namun, cukupkah itu? Dunia bisa saja berubah. Dunia bisa saja dengan mudah berbalik dalam hidup kita. apa yang menurut pandangan kita dengan berbagai hitungan matematis, atau dengan teori atau perkiraan yang kita miliki, bisa tiba-tiba berubah. Siapakah yang menguasainya? Manusia tidak akan pernah mampu. Tuhanlah yang menciptakan langit dan bumi; Dialah yang mempunyai seluruh dunia ini, bahkan Dialah yang menciptakan dan mengatur semua yang ada di bumi.Karena itu, sama seperti Salomo – mintalah hikmat Tuhan dalam mengevaluasi hidup kita selama 2017, dan ketika kita akan melangkah di tahun yang baru.
AW (Cermin - Warta Jemaat, 31 Desember 2017)