"Menghakimi"
Alkisah ada seorang pencuri tertangkap dan dibawa kepada raja. Raja memerintahkan agar pencuri itu digantung. Menjelang eksekusi, ia ditanya, apakah ada yang ingin dikatakan untuk terakhir kali sebelum hukuman dilaksanakan. Pencuri itu menjawab, "Ketahuilah raja, bahwa saya dapat menanam biji apel yang bisa tumbuh dan berbuah dalam satu malam saja, sayang kalau pengetahuan ini mati bersama saya." Raja kemudian menunda acara eksekusi untuk memberi kesempatan kepada si pencuri membuktikan ucapannya.Alkisah ada seorang pencuri tertangkap dan dibawa kepada raja. Raja memerintahkan agar pencuri itu digantung. Menjelang eksekusi, ia ditanya, apakah ada yang ingin dikatakan untuk terakhir kali sebelum hukuman dilaksanakan. Pencuri itu menjawab, "Ketahuilah raja, bahwa saya dapat menanam biji apel yang bisa tumbuh dan berbuah dalam satu malam saja, sayang kalau pengetahuan ini mati bersama saya." Raja kemudian menunda acara eksekusi untuk memberi kesempatan kepada si pencuri membuktikan ucapannya.
Keesokan harinya ia diberi waktu untuk menanam biji apel.Pencuri itu menggali lubang dan kemudian mengatakan, "Biji ini hanya bisa ditanam oleh seorang yang tidak pernah mencuri atau mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Sebagai pencuri saya tentu tidak bisa melakukan hal ini." Raja kemudian meminta perdana menterinya untuk menanam biji apel itu. Tetapi dia ragu dan mengatakan, "Maaf tuan, ketika saya masih muda, saya pernah menyimpan barang yang bukan milik saya. Saya tidak bisa menanam biji apel ini."
Ketika bendahara diminta untuk menanam biji apel itu, dia mohon maaf, karena dia pernah menipu seseorang karena uang. Pada gilirannya, raja juga teringat bahwa dia pernah mengambil benda berharga milik ayahnya.Pencuri itu kemudian berkata, "Tuan, tuan adalah orang terhormat dan berkuasa, tetapi tidak bisa memenuhi persyaratan untuk menanam biji ini, begitu pula dengan saya. Saya yang mencuri sedikit makanan, hanya supaya saya bisa bertahan hidup, harus digantung, bagaimana dengan tuan-tuan ?"
Sangat mudah bagi kita untuk menghakimi dan menghukum orang lain.Sudahkah kita menilai diri sendiri? Yesus pernah berkata, "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di matamu tidak engkau ketahui?"
AS (Cermin - Warta Jemaat, 10 September 2017)