Dilupakan Tuhan (?)
Suatu kali saya bertemu dengan seorang oma di sebuah panti werda. Usianya hampir 100 tahun. Saya begitu bersyukur berjumpa dengan beliau. Pikir saya, sudah sangat jarang orang hidup hampir 1 abad usianya. Tentu, oma ini sangat berbahagia."Bu pendeta," demikian oma ini memanggil saya. "Mengapa saya belum dipanggil Tuhan?" Saya kaget mendengar pertanyaan oma ini."Jangan-jangan, Tuhan lupa sama saya. Saya ini sudah sangat tua, sudah tidak bisa apa-apa. Buat apa saya hidup?"Ternyata, tidak semua orang berbahagia berumur panjang. Rupanya, harapan dan doa kita dalam lagu "Selamat Ulang Tahun" tidak sepenuhnya diharapkan oleh orang yang berulang tahun. Yang paling membuat saya kaget, di usia hampir 1 abad ini membuat oma ini merasa ditinggalkan oleh Tuhan.
Bagi yang masih produktif, mungkin belum memahami betul pergumulan oma ini.Dengan kekuatan dan kesehatan yang masih baik, pekerjan dan kesibukan menjadi fokus sehingga tidak ada waktu untuk mengeluhkan soal usia dan penuaan. Namun,ketika sudah tidak produktif sehingga tidak ada kesibukan yang dikerjakan, keluhan demi keluhan pun muncul. "Sudah mudah lelah, tidak bisa berdiri lama-lama, sudah mulai pikun, bla bla bla."Memang, seiring bertambahnya usia maka kekuatan fisik pun menurun. Tapi, bukan berarti tidak lagi bisa melakukan apa-apa. Kehidupan setiap orang memilki kisahnya sendiri, dan cara Tuhan merangkai kisah hidup seseorang pasti berbeda. Maka dari itu, bercerita tentang pengalaman hidup dan juga tentang Tuhan menjadi hal yang perlu dilakukan hingga akhir hayat."Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib; juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang." (Mzm. 71:17-18)Tentu ayat ini menjadi pelajaran penting bagi setiap kita. Tuhan harus selalu dinyatakan setiap kali, terus menerus. Dari muda sampai tua, Tuhan selalu berkarya dalam hidup kita. Tapi, akan jadi sia-sia kalau karya Tuhan dalam hidup tidak dibagikankepada orang lain. Sebuah kisah akan jadi tidak berarti jika tidak diberitakan. Karya Tuhan tidak diketahui jika tidak ada yang menceritakannya. Padahal, kisah tentang Tuhan selalu menguatkan bagi yang berkisah dan yang mendengarkan kisah.Kisah dan karya Tuhan tidak akan habis diceritakan. Setiap hari pasti baru dan ceritanya berbeda. Yang diperlukan adalah kerinduan bercerita dan ada orang yang bisa diajak bercerita. Ketika punya cerita tapi tidak ada yang diajak bercerita, maka sia-sia. Ketika ada yang bisa diajak bercerita tapi tidak bisa bercerita, maka sia-sia.Selagi ada kesempatan, tanyakan kisah hidup para orangtua kita. Rasanya, lebih mudah meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan orang hidup daripada dengan orang yang sudah tidak ada lagi di dunia ini.Tidak ada seorangpun yang dilupakan Tuhan, hanya seringkali dilupakan oleh sesamanya manusia. Bisa jadi, oma ini juga merasakan ditinggalkan oleh sesamanya.Tuhan Yesus mengatakan, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."Mari menjadi sesama manusia yang mau berbagi kisah hidup bersama dengan orang lain. Jangan sampai orang merasa ditinggalkan oleh Tuhan karena tidak berinteraksi dengan sesamanya.
@manda_ruyo (Cermin - Warta Jemaat, 20 Januari 2019)