Mana yang Selayaknya Kita Percaya?

Written by GKI Serpong on . Posted in Cermin

Tanggal 31 Oktober kemarin ditetapkan sebagai batas awal pendaftaran ulang kartu telepon pelanggan prabayar. Sebelumnya sudah banyak berita yang mewanti-wanti masyarakat agar mengikuti seruan menteri KOMINFO tentang hal ini.Tanggal 31 Oktober kemarin ditetapkan sebagai batas awal pendaftaran ulang kartu telepon pelanggan prabayar. Sebelumnya sudah banyak berita yang mewanti-wanti masyarakat agar mengikuti seruan menteri KOMINFO tentang hal ini.

Kendati masih ada yang bertanya tentang benar-tidaknya himbauan ini, sebagian besar orang sudah mengusahakan nomor kartu teleponnya didaftarkan ulang. Akan tetapi pada tanggal 31 Oktober itu juga muncul seruan lain yang bertentangan dengan informasi sebelumnya. Berita kedua ini mewanti-wanti orang agar berhati-hati dengan pendaftaran ulang ini sebab data yang dikirimkan bisa disalahgunakan untukCermin051117 menguras isi tabungan di bank. Konon, himbauan yang disebarluaskan itu merupakan hoax alias berita bohong.

Spontan saja berita ini memunculkan reaksi di kalangan masyarakat. Ban-yak yang jadi bingung harus berbuat apa. Tentu saja ini merupakan hal yang wajar, karena orang tentu tidak mau salah bertindak. Jangan sampai malah justru jadi merugikan nantinya. Sampai tulisan ini ditulis, mungkin masih ada orang yang menentukan mendaftarkan nomornya kembali, tapi ada juga yang tidak melakukannya karena terpengaruh oleh berita terbaru yang marak beredar di medsos.

Bingung karena berita yang simpang siur bukan baru marak pada zaman ini saja. Jauh ke belakang pada masa Yesus, para murid juga pernah dilanda kebingungan tentang siapa Yesus. Dalam catatannya, sebuah Injil mengutip perkataan Yesus kepada murid-murid-Nya, “ … apa katamu, siapakah Aku ini?” (Matius 16.15). Hal ini ditanyakan Yesus karena murid-murid sempat bimbang dengan berita yang mereka dengar dari orang lain tentang Yesus.

Hal ini ditanyakan Yesus karena Ia ingin mengingatkan murid-murid-Nya:1. Mereka sudah kenal Yesus lebih baik ketimbang orang-orang lain yang mengatakan ini-itu soal Yesus.2. Murid-murid sudah diberi kesempatan mengajar orang lain tentang siapa Yesus. Harusnya mereka punya kepercayaan diri lebih kuat jika ditanya tentang Yesus, tokoh yang selama ini mereka ajarkan.Keyakinan, memang dibangun atas beberapa hal.

Pertama, pengenalan akan materi atau sosok yang dipercayai. Ini membutuhkan pengalaman dan waktu. Semakin sering seseorang mengalami sesuatu yang berkaitan dengannya, semakin kuat keyakinannya terhadap hal tersebut. Kedua, bukti otentik dan pembelajaran. Hal ini perlu digali terus dan dikembangkan dalam hidup.

Berdasarkan hal ini, ada sebuah pertanyaan yang terus perlu kita pertanyakan dalam diri kita. Sejauh mana kita yakin apa yang kita lakukan merupakan hal yang benar?


Ye eN We (Cermin - Warta Jemaat, 05 Nopember 2017)