Isu

Written by GKI Serpong on . Posted in Cermin

Salah satu hal yang paling disukai oleh orang adalah isu atau rumor. Dan selalu isu itu semakin lama semakin menarik kalau ditambah isu lain yang menyertai, dan semua isu dirangkai dan disusun (sekalipun seringkali tidak saling berkaitan) sehingga menjadi “bangunan” isu yang jauh dari apa yang sebenarnya. Tidak jarang isu atau rangkaian isu yang disusun mengakibatkan kesengsaraan bagi orang lain. Apa yang menyenangkan buat sekelompok orang, ternyata menyengsarakan seseorang atau sekelompok orang. Ada dampak negatif yang ditimbulkan oleh isu-isu yang beredar dengan tidak bertanggung jawab.

Isu tentang seorang artis atau tokoh terkenal, isu tentang reshufle kabinet, isu tentang keadaan ekonomi, isu tentang perusahaan, dan masih banyak lagi demikian menarik hati orang, dan orang tergerak untuk menyebarkannya (bahkan kalau perlu yang pertama).

Isu-isu yang bertebaran dalam hidup kita bahkan bisa menjadi industri yang banyak diburu oleh orang, baik itu dalam bentuk tayangan televisi, online, ditulis dalam tabloid dan lain-lain. Sadar atau tidak, disengaja atau tidak, kita seringkali ikut terlibat di dalamnya, bahkan menikmatinya.

Isu atau rumor, adalah mengatakan suatu informasi yang tidak sebenarnya, bahkan menambahkan “bumbu” supaya kelihatannya informasi itu merupakan hal yang nyata;

Yang seorang menipu yang lain, dan tidak seorangpun berkata benar; mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan dan malas untuk bertobat. Penindasan ditimbuni penindasan, tipu ditimbuni tipu! Mereka enggan mengenal TUHAN. (Yeremia 9 : 5 – 6)

Jikalau hidup ini dipenuhi dan dijalankan dengan isu atau rumor, akan menjadi apakah kehidupan kita sekarang ini? Tidakkah kita sadar bahwa ketika hidup hanya dijalani dengang kebohongan demi kebohongan, penipuan demi penipuan dan hal-hal yang tidak benar, bukankah hal ini akan menjadi bangunan kebohongan yang luar biasa, menjadi suatu kehidupan masyarakat yang sakit dan tidak lagi berjalan dengan baik.

Oleh karena itu, mulai dari setiap kita sendiri, mari kita mengatakan yang benar, membuat keluarga kita mengatakan yang benar, dengan tidak mempercayai isu atau rumor yang dikatakan orang lain, mulai melakukan cek dan recek tentang sebuah isu, dan tidak tinggal diam bahkan berani untuk mengatakan “Itu isu”, atau “Itu rumor”, atau “Itu hoax”. Dengan mulai berkata benar dari diri kita dan mempersiapkan filternya dalam hidup kita, maka kita bisa meminimalkan isu atau rumor yang tersebar dalam kehidupan kita.


AW (Cermin - Warta Jemaat, 16 Juli 2017)