Pemeran Utama

Written by GKI Serpong on . Posted in Cermin

Dalam usaha membuat film, membutuhkan banyak orang yang terlibat. Dalam acara Academy Award, sebuah acara penganugerahan penghargaan kepada sineas dunia, yang berlangsung minggu lalu, maka bisa dilihat bahwa tidak hanya satu orang yang menentukan keberhasilan sebuah film. Ada sutradara, produser, penulis naskah, para aktor, penyunting, penata kostum, dan masih banyak lagi.

Film selalu membicarakan tentang kehidupan: manusia, hewan, tumbuhan, dan juga alam semesta. Dari film kita bisa mengetahui banyak hal. Dari film juga kita bisa belajar bagaimana menghargai kehidupan ini. Ada alur cerita, ada para pemeran, ada visualisasi yang memukau sehingga sebuah film menjadi sesuatu yang menarik untuk dinikmati.

Seperti halnya sebuah film, hidup kita pun demikian. Dalam menjalani hidup, kita tidak sendirian. Ada banyak orang yang menjadi pendukung dalam hidup ini. Sutradara dan penulis skenario kehidupan adalah Tuhan. Sisanya, Tuhan yang atur sedemikian rupa. Aktor atau pemeran utama adalah kita, dibantu oleh para pemeran pendukung, yaitu orang lain di sekitar kita. Yang membuat hidup kita berbeda dengan film adalah kita tidak tahu bagaimana jalan ceritanya dan akhirnya akan seperti apa.

Karena itu, sebagai pemeran utama, kita harus terus bertanya dan berkonsultasi serta memohon petunjuk dengan Sang Sutradara dan Penulis Skenario kehidupan kita, yaitu Tuhan. Tanpa arahan dan tuntunan dari-Nya, kita tidak tahu harus berperan seperti apa.

Aktor atau pemeran biasanya lebih terkenal dibandingkan sutradara atau penulis skenario. Namun sesungguhnya, yang memegang peranan paling besar dalam film bukanlah pemerannya, melainkan sutradaranya. Demikian juga hidup ini. Bukan tentang sebagus apa kita menjalani hidup, tapi tentang bagaimana kita, sebagai pemeran utama, mengikuti arahan Sang Sutradara dan setia pada skenario yang diberikan. Maka dari itu, kita perlu terus berinteraksi dengan Tuhan, Sang Sutradara hidup kita, supaya tetap dan selalu sesuai dengan arahan dari-Nya.

“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap ….” (Yoh. 15: 16)


@mandaruyo (Cermin - Warta Jemaat, 03 Maret 2019)